Keluh Kesah Perjalanan Mencapai Cita-cita

Hay semua!
Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saya mempunyai kakak perempuan dan adik perempuan. Kakak saya sudah mempunyai keluarga, dan adik saya masih sekolah di bangku SMP kelas 1.
Sebelum saya melanjutkan belajar di Universitas Kusuma Husada Surakarta ini, ada beberapa perjalanan yang saya alami. Dulu saya saat SMK mengambil jurusan Asisten Keperawatan di sekolah yang saya inginkan. Saya sekolah disitu dan mengambil jurusan tersebut juga dapat dukungan dari keluarga. Tetapi saat akan naik ke kelas 2 sekolah diliburkan karena Covid-19. Saat belajarpun sistem online, tidak boleh kemana - mana, tidak boleh keluar rumah. Suntuk bukan? Bosan? Iya jelas bosan. Jalan - jalan desa ditutup, pasar - pasar juga ditutup, jalan menjadi sepi hanya mobil ambulan yang berlalulalang lewat dengan suara bunyi khas, dan hanya beberapa kendaraan lewat. Tak hanya itu, pabrik - pabrik juga mengalami penurunan banyak tulang punggung yang diliburkan, banyak pengangguran. Hal yang miris memang pada saat itu. Banyak orang - orang yang susah payah mencari pekerjaan kesana - kemari untuk keluarganya agar tidak kelaparan. Memang pemerintah memberikan bantuan kepada rakyat - rakyatnya, tetapi bantuan tersebut salah penempatannya, orang - orang yang masih berkecukupan yang mendapatkannya, lalu bagaimana untuk rakyat - rakyat yang kurang mampu? Mereka hanya melihat saja dengan tersenyum terpaksa. Banyak rakyat yang mengeluh akan itu. Mencari pekerjaan tetapi tidak mendapatkannya, melihat keluarganya yang harus hemat setiap hari takut kekurangan pangan.
Sekolah - sekolah diliburkan, hal itu membuat semua murid kesusahan akan penjelasan dari guru. Setiap pertemuan hanya diberikan tugas tidak dengan penjelasan. Banyak siswa yang sudah tidak sanggup dengan hal itu, karena covid menyerang banyak siswa yang sudah tidak melanjutkan pendidikannya karena banyak sekali hal-hal yang mereka rasakan, mereka memilih untuk berhenti bersekolah dan melakukan hal - hal yang merugikan untuk dirinya.
Untuk saya, sekolah diliburkan, pengetahuan, ilmu yang seharusnya terpenuhi malah berkurang tidak ada ilmu yang diajarkan dan tiba - tiba memasuki kelas tiga dimana seharusnya sudah mempunyai bekal untuk terjun ke lapangan praktik (PKL) pada kelas dua tetapi ini diundur sampai akhirnya pada kelas tiga. Hanya beberapa pengetahuan saja yang dapat dikuasai. Alhamdulilahnya pada saat di lapangan praktik ada beberapa ilmu yang bisa dikuasai, yang bisa dipahami hanya dengan melihat bidan desa melakukan pekerjaannya, hanya membantu mengambil apa yang disuruh untuk yang diambilkan hanya menulis - menulis resep obat. Hal itu tidak membuat saya frustasi, tidak membuat saya mundur untuk membanggakan ibu saya dan keluarga saya, perlahan -lahan yang saya tidak tahu saya coba bertanya ini bagaimana, itu bagaimana meskipun saya orangnya pemalu tetapi demi ibu saya, saya beranikan. Mulai dari melayani pasien, bertanya apa yang dirasakan, mengecek tekanan darah, Mengenal obat-obat, berinteraksi dengan anak-anak, melayani vaksin dan masih banyak lagi kegiatan saat Praktik lapangan.
Setelah melakukan praktik lapangan, selanjutnya ada ujian Praktek atau biasa orang bilang sertifikat kompetensi. Hal tersebut jauh lebih membuat takut karena belum mengetaui sepenuhnya apa yang akan diujikan. Setiap hari pergi ke sekolah dengan ketentuan menjaga jarak, tidak boleh berkerumun ,memakai masker. Belajar di laboratorium keperawatan berjam-jam. Setiap hari tanpa lelah demi “semoga aku bisa, semoga aku lulus”. Dan pada akhirnya hari yang menegangkan tiba, hari yang sudah ditentukan untuk ujian, sebelum itu tak lupa aku berdoa agar diberi kemudahan. Saat giliran saya yang maju, bunyi jantung tak karuan, berdetak dengan cepat serasa ingin copot, entah ada yang kurang atau tidak saya selesai melakukannya. Setelah itu aku sangat bersyukur akhirnya aku lulus dalam ujian tersebut, tidak henti - hentinya aku berdoa, karena rasa syukur dan senang sampai aku menangis.
Saat ujian tersebut, hanya diambil sebagian saja, yang lainnya masih menyusul, dan untuk yang sudah ujian sudah bebas untuk melakukan apa - apa. Karena aku bosan hanya duduk, rebahan, main hp, aku berinisiatif mencari pekerjaan lewat media sosial mencari pekerjaan yang cocok untukku, tidak pula mengajak temanku. Karena waktu luang yang cukup panjang, kesana kemari mencari pekerjaan tetapi tidak ada satupun keterima. Dan akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dulu mencari pekerjaan. Pada saat itu juga saya berdiskusi dengan ibu saya perihal meneruskan sekolah ke jenjang selanjutnya, saya mendaftar di poltekkes surakarta dengan menambil program studi D3 keperawatan, tetapi apa yang harus diperbuat mondar mandir mencari syarat yang belum terpenuhi, berangkat pulang ke sekolah tetapi belum rezeki saya tidak keterima. Selanjutnya saya mencoba mencari universitas di daerah surakarta untuk melanjutkan Sekolah dibidang keperawatan. Akhirnya saya memutuskan langsung mendaftar di Universitas Kusuma Husada dan pada saat itu juga saya keterima lolos dan menjadi calon mahasiswa Universitas Kusuma Husada.
Hari demi hari sudah terlewati, dan pada akhirnya pengumuman kelulusanpun tiba. Dan sekarang pun saya menjadi mahasiswa Universitas Kusuma Husada Surakarta, sangat senangnya diriku untuk mencapai cita - cita saya.
Saya memilih D3 keperawatan karena saya ingin meneruskan sekolah saya, mencapai cita cita saya, membanggakan keluarga saya lebih tepatnya ibu saya, dapat dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar.