Keajaiban itu Nyata

Halo teman-teman Mijil! Aku mau cerita nih, lika-liku aku selama berjuang untuk dapetin Perguruan Tinggi Negeri. Saat awal kelas X SMA, guru-guru di sekolah aku selalu bilang “kita harus selalu mengusahakan mendapatkan nilai yang bagus agar nanti kita memiliki kuota di SNMPTN”. Saat mendengar itu, aku masih belum termotivasi untuk selalu mendapatkan nilai yang bagus sejak awal hingga akhir. Lambat laun saat di kelas XI, aku melihat usaha saudara sepupu aku yang harus berjuang di jalur SBMPTN dan Mandiri. Berawal dari situ, aku merasa bahwa untuk masuk di salah satu Perguruan Tinggi Negeri sangatlah sulit.

Aku pun bertekad untuk berusaha mendapatkan nilai yang bagus di setiap tugas dan ulangan yang di berikan oleh guru aku, dengan harapan nilai itu akan membantu aku untuk mendapatkan kuota di SNMPTN. Pada tahun terakhir aku di SMA, aku memutuskan untuk memilih jurusan Bisnis Manajemen di Universitas Indonesia dan Bisnis Manajemen di Universitas Gadjah Mada. Di tahun terakhir sekolah yaitu di kelas XIl, aku mengikuti les bimbingan belajar setiap harinya dan juga kadang-kadang belajar lagi di malam hari.

Saat belajar untuk mempersiapkan SBMPTN, aku menyadari kemampuan aku dalam mata pelajaran matematika dan ekonomi sangatlah minim. Dari situlah, aku mulai mencari tahu jurusan-jurusan lain yang sesuai dengan kemampuan dan minat aku. Kemudian, aku memutuskan untuk memilih Administrasi Negara di Universitas Indonesia dan Hukum di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Saat menceritakan jurusan yang aku pilih ke orang terdekat aku, banyak yang menyarankan untuk tidak memilih Hukum di UPNVJ dikarenakan jurusan tersebut akreditasinya belum mencapai A.

Aku merasa sangat bingung saat itu, di tengah-tengah kebingungan aku mendapatkan kabar yang sangat membahagiakan yaitu aku mendapatkan kuota SNMPTN. Disitu aku merasa sangat bahagia, tetapi aku tidak terlalu berharap untuk lolos di jalur tersebut. Tidak lama dari situ, kita yang lolos SNMPTN dibuatkan grup dan kita membuat list jurusan dan universitas yang kita inginkan. Hal itu dilakukan, agar setiap jurusan dan universitas yang kita inginkan tidak sama dengan yang lain, khususnya yang peringkatnya berada di atas kita sehingga kita memiliki kesempatan yang lebih untuk lolos.

Saat mengisi list tersebut, aku masih bingung untuk menentukan jurusan aku untuk pilihan ke-2 di UPNVJ, lalu aku memutuskan untuk mengambil jurusan manajemen yang akreditasinya sudah A, walaupun disitu aku merasa bahwa manajemen bukanlah hal yang sangat aku inginkan. Ternyata semuanya berjalan tidaklah semudah itu, guruku menelpon aku dan memberitahu bahwa tidak bisa memilih universitas di daerah yang sama. Aku pun merasa sangat bingung sekali, untuk menentukan kembali jurusan yang harus aku pilih.

Apakah aku harus mengganti Universitas Indonesia atau Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta?, disitu aku sudah bercerita ke keluarga, teman, dan guruku dengan berbagai saran yang berbeda. Aku merasa yakin jika aku memilih Universitas Indonesia dengan nilai rata-rata 86 dan hanya satu sertifikat dari sekolah sebagai anggota OSIS, sangat kecil kemungkinan aku bisa lolos. Akhirnya aku memutuskan untuk menjadi realistis saja, dengan melepaskan Universitas Indonesia.

Dari situlah aku mulai mencari Universitas yang memiliki akreditasi A di jurusan Administrasi Negara, akhirnya aku memutuskan untuk memilih antara Universitas Diponegoro dan Universitas Sebelas Maret. Aku mulai berdiskusi dengan keluarga aku, kesimpulan dari diskusinya yaitu jika aku memilih Universitas Diponegoro, keluargaku masih sangat awam tentang wilayah Semarang tetapi jika aku memilih Universitas Sebelas Maret Surakarta, keluarga aku sudah tahu mengenai wilayah Solo itu bagaimana jadi setidaknya keluarga aku merasa lebih aman di Solo. Akhirnya, memutuskan untuk memilih Administrasi Negara di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan untuk pilihan keduanya di Manajemen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Saat mendaftar aku merasa sangat deg-degan, ketika tahu kuota di Administrasi Negara hanya sekitar 20an dan Manajemen hanya sekitar 50an. Hal itulah, yang membuat aku merasa tidak yakin kalau aku bisa lolos, sehingga aku berkata ke diri aku sendiri " jangan terlalu berharap ya, kalau lolos ya alhamdulilah banget bisa dapet keajaiban, kalau belum lolos, ya alhamdulilah juga udah dikasih kesempatan sama Allah SWT. Pokoknya sekarang fokus aja belajar untuk SBMPTN".

Waktu pun berlalu, setelah mendaftar SNMPTN aku semakin giat dalam belajar untuk mempersiapkan SBMPTN. Setiap sore aku belajar di les bimbel, dan pada malam harinya aku belajar serta tidak lupa untuk selalu berdoa. Waktu semakin cepat berlalu, tibalah hari saat pengumuman SNMPTN. Saat hari pengumuman SNMPTN, sekolah aku masih mengadakan ujian sekolah sehingga saat selesai ujian, aku memilih untuk tidur sambil menunggu pengumuman SNMPTN di jam 15.00 WIB. Ketika aku bangun tidur, notifikasi WhatsApp aku sudah penuh dengan teman-teman yang menanyakan hasil pengumuman aku.

Aku menyadari, bahwa ternyata sudah lewat dari jam 15.00 WIB. Aku bergegas untuk membuka hasil pengumumannya, saat ingin membuka websitenya, ada notifikasi WhatsApp dari kakak di tempat les aku yang berisi bahwa dia mengucapkan selamat atas lolosnya aku. Saat melihat pesannya, aku semakin bergegas untuk membuka website pengumuman, dan ternyata aku beneran lolos di Administrasi Negara Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saat itu aku merasa bahwa keajaiban itu nyata, dengan kuota yang sedikit dan nilai yang tidak terlalu tinggi aku bisa lolos di UNS. Saat itu aku merasa sangat bahagia dan juga bersyukur, Allah SWT memudahkan jalan aku untuk meraih Perguruan Tinggi Negeri.