Kajian Sintaksis Dalam Bahasa Indonesia

Dalam kehidupan manusia membutuhkan komunikasi, dan bahasa dibutuhkan manusia
didalam berkomunikasi. Komunikasi yang berlangsung dapat secara lisan maupun tulisan. Kedua bentuk komunikasi yang berlangsung dapat secara lisan maupun tulisan. Kedua bentuk
komunikasi ini tentunya membutuhkan ketrampilan berbahasa yang memadai untuk
menghasilkan sebuah komunikasi yang efektif dan efektif dan efesiensi dalam berbahasa akan sangat dipengaruhi oleh ketrampilan berbahasa khususnya ketrampilan dalam penyusunan
kalimat yang akan digunakan untuk berkomunikasi.Penyusunan kalimat, akan berawal dari pemahaman mengenai makna kata sebagai
penyusunan kalimat tersebut, yang selanjutnya akan membentuk sebuah frasa, klausa, dan pada
akhirnya terbentuklah sebuah kalimat untuk berkomunikasi. Sehingga petinglah pemahaman
mengenai sintaksis sebagai sebuah cabang linguistik atau ilmu bahasa untuk diketahui para
penutur bahasa Indonesia agar komunikasi menjadi efektif dan efisien.Setiap bahasa mempunyai
sistem-sistem yang khusus untuk mengikat kata-kata atau kelompok-kelompok kata ke dalam
suatu gerak yang dinamis.
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan
hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yaitu
berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu
pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu tidap dapat dibenarkan untuk menyusun tata kalimat suatu bahasa dengan
menerangkan begitu saj

a sintaksis bahasa lain, seperti yang dilakukan oleh ahli-ahli tata bahasa
lama. Sintaksis suatu bahasa haruslah merupakan perumusan dari berbagai macam gejala susun
peluk kata-kata dalam suatu bahasa…Bagi guru sekolah dasar, memiliki ketrampilan berbahasa
merupakan suatu modal untuk mengembangkan kompentensi siswa-siswanya dalam
berkomunikasi, pemahaman mengenai tata kalimat dalam bahasa Indonesia sudah tentu menjadi
suatu kebutuhan dasar. Untuk itulah dalam makalah ini kami membahasa mengenai sintaksis
beserta strukturinternal kalimatnya yang berupa frasa, klausa, dan kalimat itu sendiri.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas
hubungan antarkata dalam tuturan.
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam
tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frase, klausa
dan kalimat. Didalam artikel ini akan dibahas ketika pokok bahasan tersebut secara rinci.

PENGERTIAN SINTAKSIS
Secara etiomologi, Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “sun” yang berarti dengan
dan “tattein” yang berarti menempatkan. Sehingga, secara etimologis sintaksis diartikan
menempatkan bersama-sama kata menjadi kelompok kata atau kalimat.Pengertian sintaksis
adalah studi dan aturan dari hubungan kata satu sama lainnya sebagai penyatuan gagasan dan
sebagai bagian dari struktur kalimat, studi dan ilmu bangun kalimat. Namun secara lebih luas,
kata sintaksis dalam ilmu bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ilmu tentang seni merangkai
kalimat sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. Para ahli bahasa menerjemahkan
kata sintaksis dengan beraneka ragam. Masing-masing ahli tidak memiliki kesamaan pandangan
dalam mendefinisikan kata sintaksis tersebut. Mereka menerjemahkan menurut sudut pandang
masing-masingSintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya atau
disebut juga sebagai ilmu tata kalimat. Sintaksis memiliki peran vital dalam tata bahasa karena
menjadi landasan bagi pengguna untuk menyusun konsep guna mengutarakan gagasannya baik
secara lisan maupun tulis.Secara umum struktur sintaksis itu terdiri dari susunan subjek (s),
predikat §, objek (o), dan keterangan yang disebut sebagai fungsi sintaksis. Sedangkan yang
terdiri dari nomina, verba, ajektiva, dan numeralia merupakan kategori sintaksis. Lalu, jika
terdiri dari pelaku, penderita, dan penerima merupakan peran sintaksis.

OBJEK KAJIAN SINTAKSIS

Objek kajian sintaksis merupakan struktur internal kalimat. Dalam sintaksis dikaji struktur frase, klausa, dan kalimat. Frase merupakan objek kajian sintaksis yang terkecil dan kalimat merupakan objek kajian sintaksis yang terbesar. Berkaitan dengan frase dikaji struktur frase, unsur pembentuk frase. Relasi antara unsur frase, proses pembentukan frase dan jenis frase.Berkaitan dengan klausa mengkaji struktur klausa, unsur pembentuk klausa, relasi antar klausa, proses pembentukan klausa dan jenis klausa. Berkaitan dengan kalimat mengkaji strukur kalimat, unsur pembentuk kalimat, relasi antar unsure kalimat dan jenis kalimat.

Hubungan antara Sintaksis dengan Morfologi
adalah sebagai berikut:

Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bahasa yang mencakup kemampuan untuk
membangun frase atau kalimat yang berasal dari kata. Sintaksis bersama-sama dengan morfologi
merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika. Morfologi menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi adalah morfem, sedangkan
yang paling besar berupa kata. Sementara sintaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat. Dengan kata lain, sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antarkata, atau tegasnya menyelidiki seluk-beluk frase, klausa, kalimat, dan
wacana. Jadi, kata dalam morfologi merupakan satuan yang paling besar sedangkan dalam
sintaksis merupakan satuan yang paling kecil.
Perhatikan kalimat di bawah ini!
Gadis itu memamerkan baju baru.
Struktur intern setiap kata pada kalimat di atas dibicarakan dalam morfologi,
misalnya:
kata gadis terdiri dari satu morfem,
kata itu terdiri dari satu morfem,
kata memamerkan terdiri dari tiga morfem,
yaitu: meN-, pamer, dan –kan, kata baju terdiri dari satu morfem, dan kata baru terdiri
dari satu morfem.
Struktur antarkata dalam kalimat di atas dibicarakan dalam bidang sintaksis, misalnya:
frase gadis itu sebagai subjek,
kata memamerkan sebagai predikat,
frase baju baru sebagai subjek.
Begitu juga pembicaraan tentang hubungan antara kata gadis dengan kata itu dalam frase
gadis itu, dan hubungan antara kata baju dengan kata baru dalam frase baju baru termasuk dalam
bidang sintaksis.

Hubungan antara Sintaksis dengan Wacana adalah sebagai berikut:

a. Sintaksis dan Wacana sama-sama menggunakan bahasa sebagai objek kajiannya. Hanya
saja, sama dengan Fonologi dan morfologi, Sintaksis juga mengkaji struktur bahasa (khususnya
pembentukan kalimat) sedangkan analisis wacana mengkaji bahasa di luar struktur/kaidahkaidah. Secara Hierarki, Sintaksis merupakan tataran terkecil ketiga dalam Wacana.
b. Sintaksis yang mempelajari seluk beluk pembentukan kalimat sangat berhubungan
dengan Wacana karena Dalam mengkaji wacana, teori tentang pembentukan kalimat sangat
dibutuhkan. Sebuah Wacana dapat dikatakan baik apabila hubungan antara kalimat-kalimatnya
kohesi dan koheren.

SIMPULAN

Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya atau disebut
juga sebagai ilmu tata kalimat. Sintaksis memiliki peran vital dalam tata bahasa karena menjadi
landasan bagi pengguna untuk menyusun konsep guna mengutarakan gagasannya baik secara
lisan maupun tulis.
Kajian sintaksis mencakup frasa, klausa, dan kalimat. Frasa diartikan sebagai gabungan kata
yang bersifat nonpredikatof dan menduduki satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Berdasarkan
kategori unsur-unsurnya, frasa dibagi menjadi dua yaitu (1) frasa endosentris dan (2) frasa
eksosentris.
Frasa dapat diperluas dengan menggunakan dua teknik yaitu (1) induktif yaitu
memberikan komponen baru berupa kata khusus dari unsur utama frasa yang berupa kata umum
dan (2) produktif yaitu berupa penambahan unsur modalitas, ingkaran, dan kala.
Dalam mempelajari tata bahasa, perlu dilakukan secara cermat karena terdapat banyak
pengelompokan jenis satuan bahasa. Untuk itu, saran yang dapat penulis berikan kepada
pembaca adalah:
a. Cermati setiap jenis satuan bahasa sehingga dapat membedakan masing-masing satuan
dengan akurat.
b. Mengaplikasikan teori tata bahasa ke dalam kehidupan sehari-hari agar penggunaan tata
bahasa yang benar menjadi lebih bermakna dan melekat.

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, Hasan. et all. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarat: Balai Pustaka.

Badudu, J.S. 2008. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: CV Pustaka Prima.

Enre. 2008. Pengantar Linguistik untuk Guru. Jakarta:PPLPTK, Dirjen Dikti, Depdikbud.

Ibrahim, Syukur. 2003. Sintaksis Bahasa Indonesia. Malang: Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Ind

Aminuddin. 2005. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang & YA3.