Inovasi Lokal Berkemasan Modern: Tim Dosen Pariwisata FE Untidar Latih Warga Desa Wisata Karanganyar Bikin Sabun Cair “Wening Papaya”

Tim Dosen Program Studi Pariwisata Fakultas Ekonomi Universitas Tidar (FE Untidar), yang diketuai oleh Bapak Andreas Yogi Prasetyo, S.S., M.Sc., bersama beberapa anggota dosen lainnya yaitu Atika Nur Hidayah, S.Hum., M.Sc., Kurnia Fahmy Ilmawan, A.Md., S.Si., M.Sc., dan Jalu Aji Prakoso, M.Ec.Dev. yang tergabung dalam program pengabdian masyarakat tahun 2025. Dalam pelaksanaannya terdapat empat mahasiswa yang turut membantu dalam melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Wisata Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Kegiatan ini berfokus pada pelatihan pembuatan sabun cair berbahan dasar pepaya, sebagai bentuk inovasi dalam memanfaatkan hasil pertanian lokal yang melimpah di kawasan Desa Wisata Karanganyar. Produk inovatif ini diberi nama “Wening Papaya”, sabun cair alami berbasis pepaya yang dikemas secara modern dan elegan untuk menyesuaikan dengan tren pasar oleh-oleh wisata masa kini.

Desa Wisata Karanganyar merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kecamatan Borobudur yang tidak hanya kaya akan potensi wisata budaya, gerabah dan alamnya, tetapi juga hasil pertaniannya, terutama buah pepaya. Hasil kebun buah pepaya yang tumbuh subur di Desa Wisata Karanganyar selama ini sebagian besar dijual dalam bentuk mentah/segar tanpa pengolahan lebih lanjut. Melihat kondisi tersebut, Bapak Andreas berinisiatif untuk memperkenalkan inovasi sederhana namun bernilai ekonomis, yaitu dengan mengolah pepaya menjadi sabun cair alami untuk kebutuhan mandi sekaligus dapat dijadikan peluang usaha rumahan bagi ibu-ibu PKK setempat. Melalui inovasi sabun “Wening Papaya” ini, diharapkan masyarakat dapat menghasilkan produk bernilai tambah yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga memiliki daya jual tinggi dengan tampilan kemasan modern.

Kegiatan pengabdian ini dibuka langsung oleh Bapak Andreas Yogi Prasetyo, S.S., M.Sc. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Wisata Karanganyar dapat memperoleh pengetahuan baru tentang pengolahan hasil pertanian lokal agar memiliki nilai tambah dan dapat mendukung ekonomi keluarga.

“Pepaya tidak hanya bergizi untuk dikonsumsi, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan kulit. Dengan bahan yang mudah didapat dan prosesnya yang sederhana, pepaya dapat diolah menjadi sabun cair alami yang memiliki nilai jual dan manfaat ekonomi bagi masyarakat.” ujar Bapak Andreas. Beliau juga menambahkan bahwa “Wening Papaya” diharapkan dapat menjadi produk khas Desa Wisata Karanganyar yang mampu bersaing dengan produk-produk kecantikan herbal di pasaran dengan mengusung konsep natural, lokal, dan modern.

Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilakukan dengan pembuatan sabun pepaya secara langsung yang di praktikkan oleh mahasiswa. Pada sesi ini, Bapak Andreas dan para mahasiswa menunjukkan langkah demi langkah proses pembuatan, dimulai dari pencampuran bahan dasar hingga proses pengemasan sabun. Dalam pelatihan ini digunakan bahan bahan utama yang mudah didapat seperti MES sebagai bahan dasar sabun cair, glycerin untuk menjaga kelembutan kulit, NaCl untuk mengatur kekentalan, amphitol sebagai pembentuk busa, sodium benzoat sebagai pengatur kekentalan, serta tambahan ekstrak pepaya dan essence untuk memberikan aroma wangi.

Untuk membantu pemahaman, para peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK diberikan flyer berisi informasi lengkap mengenai tata cara pembuatan sabun cair berbahan pepaya termasuk komposisi bahan, langkah-langkah pembuatan, dan tips untuk menjaga kualitas produk. Materi disusun dengan bahasa sederhana agar mudah untuk dipahami dan dapat diterapkan secara mandiri di rumah masing-masing.

Selama kegiatan praktik berlangsung, para ibu PKK terlihat antusias. Mereka tidak hanya memperhatikan penjelasan, tetapi juga ikut serta secara langsung dalam proses pencampuran bahan. Dengan bimbingan dari dosen dan mahasiswa, peserta dapat memahami tekstur yang tepat, mengetahui teknik tertentu untuk pencampuran dan perbandingan bahan yang benar. Kegiatan ini berlangsung interaktif, diiringi diskusi ringan seputar manfaat pepaya untuk kulit dan potensi pengembangan produk sabun cair berbahan dasar pepaya sebagai oleh oleh khas Desa Wisata Karanganyar.

Bapak Andreas menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan teknis, tetapi juga mendorong munculnya ide kewirausahaan di kalangan masyarakat desa wisata. “Desa Wisata Karanganyar memiliki potensi yang luar biasa, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Melalui pelatihan ini, kami berharap ibu-ibu PKK dapat mengembangkan produk sabun cair berbahan dasar pepaya ini sebagai souvenir lokal atau produk UMKM yang memperkuat identitas Desa Wisata Karanganyar,” jelasnya. Produk “Wening Papaya” diharapkan dapat menjadi pionir dalam pengembangan brand lokal Desa Wisata Karanganyar yang mampu menembus pasar oleh-oleh wisata dan e-commerce daerah.

Mahasiswa yang turut membantu kegiatan ini juga memiliki peran penting dalam kelancaran kegiatan pengabdian yang berlangsung. Mereka terlibat mulai dari persiapan bahan, pendampingan peserta, dokumentasi kegiatan, hingga membantu menjawab pertanyaan dari ibu-ibu PKK. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini memberikan pengalaman langsung tentang penerapan ilmu pariwisata dan kewirausahaan di lapangan, serta dapat memperkuat hubungan antara dunia akademik dan kemasyarakatan.

Pada penghujung kegiatan, sabun cair hasil pelatihan dibagikan kepada seluruh peserta beserta bahan bahan yang tersisa untuk dapat dicoba di rumah masing-masing. Para ibu PKK tampak antusias untuk mencoba kembali proses pembuatan sabun cair secara mandiri. Peserta yang datang menunjukkan antusiasme untuk memproduksi sabun pepaya secara mandiri dan mempertimbangkan juga untuk menjadikannya sebagai produk unggulan kelompok PKK.

Melalui kegiatan pengabdian ini, Program Studi Pariwisata Fakultas Ekonomi Universitas Tidar menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat desa wisata melalui edukasi dan inovasi sederhana berbasis potensi lokal. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan agar masyarakat semakin mandiri, kreatif, dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan adanya produk “Wening Papaya”, Desa Wisata Karanganyar dapat memiloki produk unggulan baru yang tidak hanya memperkuat citra pariwisata lokal, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

1 Like