Ini Kisahku, Mana Kisahmu?

Hallo, kawan! Kenalin aku Hisaa. Kali ini, aku mau sedikit berbagi cerita perjalananku menaklukkan almamater di Surakarta, sebut saya UNS. Sebenarnya, tujuan awalku bukanlah dia. Jujur saja, jatuh cinta pertamaku adalah PKN STAN. Kalian tahu bukan? Tentu tau, ya. Sekolah kedinasan dibawah naungan Kemenkeu yang menarik hati anak muda, termasuk aku. Aku juga sudah pernah berkunjung ke kampus STAN untuk sekadar foto dan keliling kampus.

Dari kelas XI, aku sudah mempersiapkan apa yang perlu ku siapkan untuk melangkah ke tahap berikutnya. Buku tebal sudah ku makan, latihan soal ku kerjakan, serta doa yang selalu ku panjatkan. Waktu itu, strategi yang aku ambil adalah mendaftar PTN dengan SNMPTN dan juga mendaftar PKN STAN. Namun pada akhirnya, strategi itu berantakan. Kalian tahu kenapa? Ya, semua itu karena peraturan baru. Aku merasa sangat kesal. SNMPTN sudah ku dapatkan, namun peraturan mengatakan harus menyertakan nilai UTBK minimal 600. Kalian tahu bukan, jika sudah diterima PTN melalui SNMPTN kita tidak dapat mengikuti UTBK sampai kapanpun. Bagaimana jika kalian di posisiku, galau tidak? Memilih mana?.

Dan pada akhirnya, aku memutuskan. Ku ambil SNMPTNku dengan catatan, jika gagal di SNMPTN aku akan mengikuti UTBK dan mengejar STAN. Namun banyak pertimbangan yang ku pikirkan. Mulai dari pendaftaran SNMPTN yang mudah, kuota penerimaan STAN yang sangat sedikit, minimal nilai UTBK 600, masih ada tes lanjutan, terlena gapyear , dan lain sebagainya. Memang benar ya, mencapai hal besar itu bukanlah sesuatu yang mudah dan perlu perjuangan extra.

Di satu sisi, aku merasa sangat bersyukur karena mendapat SNMPTN. Jika dilihat, masih banyak orang yang tidak seberuntung aku, mendapat kuota SNMPTN, sedangkan mereka berjuang di jalur lain, atau bahkan menunggu di tahun berikutnya.

Namun kala pemutusan itu, aku benar-benar pusing. Bagaimana tidak, aku belum memikirkan jurusan apa yang sesuai minat dan bakat yang akan ku ambil. Sebenarnya pernah bertanya guru BK sekali dua kali jurusan yang kiranya sesuai dengan nilaiku. Aku juga menghubungi orang di sekitarku yang kiranya paham akan dunia perkuliahan. Kakakku berkata, “Ilmu Administrasi Negara Sih, bagus”. Sebenarnya aku tidak tahu jurusan apa, belajar tentang apa, dan prospek kerjanya bagaimana. Namun setelah ku cari-cari informasi Ilmu Administrasi Negara di laman web, kelihatannya menarik dan sesuai dengan jurusanku, yakni SOSHUM. Saat ku tanya pendapat Bapak dan Ibu bagaimana, mereka ikut saja. Mereka hanya berpesan, apapun jurusan yang akan ku ambil, aku harus bisa mempertanggungjawabkannya. Dalam hati aku berkata, “baik, aku siap”.

Hari-hari pun telah berlalu, dan tibalah di hari pendaftaran. Semua data sudah ku isi dan semua syarat sudah ku penuhi. Akhirnya, lega. Sembari menunggu pengumuman, aku hanya dirumah dan sesekali berwisata agar tidak terlalu bosan.

Tak terasa waktu pengumuman pun tiba. Jantung berdebar tak karuan seakan sedang ditembak oleh doi. Kakakku yang penasaran pun meminta nomor pendaftaran dan mengeceknya. Seketika notifikasi chat masuk, “ALHAMDULILLAH, SELAMAT! TRAKTIR AKU, LO!”. Perasaanku tak karuan. Bahagia? Tentu saja. Aku sangat bersyukur karena sudah diterima di UNS. Tetapi, jika aku masih memiliki kesempatan untuk mengejar cinta pertamaku, aku ingin mengejarnya. Doakan ya, kawan. Semoga setiap langkah baik kita dipermudah oleh Allah Swt, aamiin. Sekian.

1 Like