Hubungan drama dan realitas kehidupan, sudah tahukah kalian?

image
Sumber gambar: thejakartapost.com

Kata ‘drama’ tentu menjadi hal tak asing bagi kawan-kawan. Apalagi dengan menjamurnya drama korea di seantero jagad maya, atau kita lebih mengenalnya dengan akronim ‘drakor’. Tapi kita tak akan menyoal tentang ‘drakor’ tentunya yaa.

Berkenaan dengan ‘drama’, cukup banyak ahli yang mendifinisikannya. Salah satunya ialah Harymawan (1988) yang menguraikan bahwa drama secara etimologis berasal dari kata ‘drama’ –bahasa Yunani: draomai–, memiliki makna ‘berbuat’, ‘berlaku’, ‘bertindak’, bereaksi, dan sebagainya. Dengan demikian, tak berlebihan kiranya apabila drama dimaknai sebagai perbuatan atau tindakan.

Perbuatan atau tindakan tersebut, dalam konteks luas, tentu tak dapat dilepaskan dari realitas kehidupan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial. Oleh karena itu, hadirnya perbuatan atau tindakan manusia secara tak langsung turut mengkonstruk realitas kehidupan.

Mengacu pada paparan tersebut, menurut kalian, bagaimanakah hubungan antara drama dengan realitas kehidupan?

Referensi
Harymawan, RMA. (1988) Dramaturgi. Bandung: Rosda Karya.

5 Likes

Drama merupakan karya seni pertunjukan, kita ketahui bersama drama memiliki naskah sebagai acuan pementasan. Naskah drama inilah sarana bagi penulis mencurahkan gagasan dari imajinasinya. Gagasan atau rekaaan inilah yang tidak lepas dari realita kehidupan. Sebuah cerita akan menjadi menarik bila ceritanya relevan dengan kehidupan penikmatnya, konsep ini mirip dengan lagu. Lagu juga akan semakin populer bila liriknya relevan atau sangat mengena bagi pendengarnya, disamping dari melodinya yang indah ataupun karakter suara juga kemampuan penyanyi yang baik.
Dalam jurnalnya, Ferdian Achsani menyatkan bahwa melalui pendekatan sosiologi sastra, penelitian ini akan mendeskripsikan bahwa naskah drama H.A.H karya Putu Wijaya ini menggambarkan realitas kehidupan tentang masalahmasalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Dengan membandingkan kutipan-kutipan dalam teks naskah drama dengan sumber-sumber dokumen lainnya yang mendukung, maka dapat dikatakan bahwa teks tersebut merupakan bentuk realitas kehidupan di masyarakat. Dari uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan realitas
kehidupan masyarakat dalam naskah drama H.A.H karya Putu Wijaya.
Kemudian ia kemukakan dari beberapa kutipan naskah drama tersebut ada bagian yang menejlaskan adanya pergeseran budaya, seperti lunturnya rasa menghargai, yang mana sangat relevan dengan realita kehidupan masa itu.

sumber :
Achsani, F. (2019). Realita Sosial Masyarakat Perkampungan Naskah Drama H.AH Karya Putu Wijaya. LEKSEMA: Jurnal Bahasa dan Sasta, 4 (2), 4-5.

1 Like

Hubungan antara drama dengan realitas kehidupan menurut saya sebuah hal yang berkaitan erat, karena memang hal itu tidak dapat dipisahkan. Kita memaknai bahwa drama itu sebuah lakon yang dimainkan oleh beberapa tokoh dengan berbagai macam watak, nah sama halnya pada realitas kehidupan yang nyata yaitu kita cenderung menggunakan watak kita secara nyata untuk melanjutkan kehidupan kedepan. Jadi, drama memberikan beberapa gambaran mengenai cerita yang berdasarkan buku, novel dan karya sastra lainnya, yang tak lain di angkat dari kisah nyata. Walaupun memang beberapa karya sastra merupakan karangan dari penulis, namun tak jarang para penulis menuliskan kisah nyata dalam karya sastra sehingga di wujudkan dalam bentuk drama yang disaksikan oleh para penonton. Beberapa tokoh mengikuti jalannya cerita dan juga naskah. Seperti halnya Kehidupan juga seperti itu, tidak lain kita mengikuti skenario dari sang Maha Kuasa untuk hidup di dunia dengan berbagai realita yang berupa takdir bagi tiap tiap manusia. Manusia mengalami masalah, kesenangan, kebahagiaan, kesedihan begitu juga drama juga mengalami hal seperti itu ada alur, latar, dan juga amanat yang dapat diambil.

Terimakasih

Drama merupakan karya sastra berupa penggambaran sebuah kisah yang dilakukan melalui lakon atau tinggkah laku tokoh. Sebagai bagian dari karya sastra, penciptaan drama tentu sangat erat kaitannya dengan kehidupan realita yang ada di masyarakat. Karya sastra tercipta dan lahir sebagai bentuk respon terhadap gejala sosial yang tejadi. Hal ini sejalan dengan pendekatan mimetik yang dikemukakan Plato, dalam pendekatan tersebut menyatakan bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Karya sastra, termasuk drama menjadi media yang dapat menyalurkan ide-ide yang terjadi di kehidupan sekitar. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hubungan drama dengan realitas kehidupan sangat berkaitan.

Referensi: Wiyatmi. 2013. Sosiologi sastra. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Seperti yang telah dipaparkan diatas, menurut saya juga memang betul drama dengan realitas kehidupan tidak bisa dilepaskan dan sangat berkaitan. Drama menyajikan atau menggambarkan persoalan yang benar-benar ada dan terjadi di kehidupan nyata walaupun penulis drama juga menambahkan kreatifitas ataupun imajinatif di dalamnya. Dimana dalam drama seperti diketahui bersama bahwa ada yang namanya watak, penokohan ataupun tingkah laku dan sebagainya yang tercermin dari kehidupan nyata dalam kata lain tiruan ataupun refleksi.

Selaras dengan pengertian drama menurut Tahjono (1988), drama diartikan sebagai bentuk seni yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak dalam percakapan atau dialog. Artinya drama memang berkaitan erat dengan persoalan-persoalan kehidupan, kejadian nayata sehari-hari seperti masalah percintaan, keluarga, hubungan persaudaraan dan sebagainya. Contohnya salah satu naskah drama Putu Wijaya yang berjudul Bila Malam Bertambah Malam. Dalam naskah drama tersebut tema yang diangkat oleh Putu Wijaya yaitu permasalahan status sosial. Hal ini semakin memperkuat bahwa drama tidak lepas dari realitas kehidupan.

Hubungan drama dengan realitas kehidupan juga dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis berdasar pada asumsi bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra seorang pengarang mengungkapkan problem kehidupan dan pengarang itu sendiri ikut berada di dalamnya. Selain itu, Menurut (Welek dan Waren, 1995) Pendekatan Sosiologis Sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Sastra berkaitan erat dan dianggap mencerminkan kehidupan masyarakat. Dengan sudut pandang ini, sastra dikaitkan dengan situasi tertentu, sistem politik, sistem ekonomi, dan sitem sosial tertentu. Oleh karena itu, drama dengan realitas kehidupan saling berhubungan seperti diketahui bahwa drama termasuk bagian dalam karya sastra.

Kesimpulannya, bahwa drama berkaitan dan saling berpengaruh dengan realitas kehidupan. Dengan drama pentas yang disajikan terasa relate dengan kehidupan nyata maka penonton akan paham dan bisa menjadikan drama sebagai sebuah pelajaran atau hikmah yang bisa diambil untuk kehidupannya.

Referensi

Lisnawati, I., Setiartin, T., Nurjamilah, A. S. (2019). Drama “Lelakon Raden Bei Surio Retno” Karya F. Wiggers dalam Perspektif Pendekatan Struktural dan Pendekatan Sosiologis. METABASA. 1(1). 6-7.

Drama merupakan kelompok karya sastra yang menggambarkan bagian-bagian dari kehidupan manusia dengan berbagai gerakan atau tindakan.

Sebagai cerminan dalam kehidupan masyarakat (Pujiharto 2012), karya sastra hadir sebagai bentuk pembelajaran ataupun memberikan model kehidupan bagi masyarakat.

Karya sastra dapat dijadikan sebagai pembentuk struktur kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan karya sastra menjadi produk sosial budaya, sehingga sastra dan sosiologi selalu hidup berdampingan. Sastra yang mencerminkan kehidupan tokoh-tokoh dapat dikatakan sebagai bentuk tindakan baik-buruk dalam kehidupan masyarakat. Adanya tindakan baik-buruk tersebut memunculkan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk mendidik.

Terkait dengan drama sendiri yang termasuk ke dalam karya sastra, naskah drama tidak hanya dinikmati dari bacaan, tetapi juga dapat dinikmati melalui seni peran yang menjadikan cerita itu lebih hidup dan berkesan. Dalam hal itu dapat disimpulkan bahwasannya sastra/drama dan masyarakat ialah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi satu sama lain.

Referensi: Achsani,F. 2019. Realitas sosial masyarakat perkapumgan dalam naskah drama h.a.h karya Putu Wijaya. Leksema Vol 4 No 2, 140-141.

Drama merupakan bagian dari karya sastra. Di mana karya sastra itu adalah cabang dari seni yang mengungkapkan 3 hal yaitu pikiran, perasaan, dan daya khayal seorang pengarang. Kemudian sebuah pikiran, perasaan, dan daya khayal tidak bisa dimiliki tanpa adanya suatu pengalaman atau peristiwa yang pernah dilakukan. Maka sebuah drama tidak bisa terlepas dari keterkaitannya dengan realita kehidupan mengingat 3 hal tersebut bermuara pada pengalaman.

Referensi: Nugraha, A. 2018. Nilai Sosial dan Moralitas dalam Naskah Drama Janji Senja Karya Taofan Nalisaputra. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing. Vol 1, No. 2, 216-230.

Hubungan drama dengan realitas kehidupan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. Masalah yang diangkat dalam sebuah drama merupakan citra dari realitas kehidupan sebagai ekspresi pengarangnya. Pada umumnya, seseorang memanifestasikan karyanya sebagai sarana kritik. Entah mengenai alam, percintaan, kehidupan politik, pendidikan, budaya, ekonomi, bahkan tentang emosi jiwa. Secara singkat, realitas kehidupan menjadi warna bagi sebuah drama.

Proses penciptaan yang dipengaruhi oleh latar belakang pengarang membuat realitas kehidupan selalu hadir dalam karya sastra. Hal ini sejalan dengan penelitian Irnando (2013) bahwa drama sebagai cermin kehidupan nyata. Realitas yang tercermin mengandung pemaknaan drama sendiri yakni perbuatan atau tindakan manusia yang tentunya dibangun oleh latar. Ada latar tempat, waktu, cuaca, keadaan sosial, dan atmosfir atau suasana. Semuanya didasarkan pada latar dalam kehidupan nyata. Pada intinya, sangat mungkin drama dijadikan imitasi realitas kehidupan oleh pengarangnya.

Referensi: Rahantoknam, I. F. (2013). Realita Kehidupan Yang Tercermin Lewat Latar Dalam Drama Riders to the Sea Karya Synge. JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI , 1 (1).emphasized text

Naskah dalam suatu drama yang termasuk dalam kategori karya seni bukan hanya dapat disenangi sebagai sebuah karya tulisan semata, namun juga dapat disenangi dalam bentuk seni peran yang menjadikan suatu drama semakin terasa hidup. Cerita dalam suatu drama yang dikarang oleh seorang penulis selaras dengan pencerminan asli kehidupan yang pernah dialami ataupun dirasakan. Dengan adegan yang diperankan berdasarkan apa yang telah dituangkan dalam teks naskah, orang yang menyaksikan dapat menikmati dan merasakan gambaran kehidupan masyarakat pada umumnya berjalan dalam pementasan drama yang berjalan. Dalam drama, bisa terdapat hal yang dibahas seperti konflik sosial, penurunan moral, kejahatan, kemiskinan yang mana juga terjadi dalam realita kehidupan.

Di samping itu, drama juga bisa disebut sebagai pencerminan seorang penulis mengenai kehidupan. Komponen utamanya meliputi perasaan, hasrat, konflik, dan penyelesaian seperti pengalaman hidup manusia (Soemanto via Dewojati 2010: 9).

Sumber:
Ferdian, A. 2019. Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan Dalam Naskah Drama H.A.H Karya Putu Wijaya. LEKSEMA, 4(2).

Dari pemaparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya hubungan antara drama dengan realita kehidupan yaitu, banyak cerita dalam drama yang didasari dari kehidupan nyata yang terjadi di sekitar kita. Terkadang seseorang yang menonton drama akan merasakan bahwa drama yang ditonton sama seperti kisah kehidupan mereka. Karena pada dasarnya drama memang mencontoh atau meniru dari kehidupan nyata manusia. Sehingga, menurut saya drama dengan realita kehidupan saling berhubungan untuk menciptakan perbuatan dan tindakan yang akan memunculkan rasa kebahagiaan, kesedihan, kesenangan, kemarahan, dsb.

Terimakasih.

Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog, dan diperagakan diatas pentas atau panggung dengan tujuan dan maksud tertentu. Dialog dalam drama itu sendiri terkadang diambil dari kehidupan kisah nyata manusia, sehingga drama dengan realitas kehidupan adalah saling berkaitan. Karena, Kisah hidup dalam drama ditulis sesuai dengan realita kehidupan, baik yang pernah pengarang alami ataupun imajinasi pengarang. Melalui adegan-adegan dalam drama penonton dapat menyaksikan dan menikmati pementasan drama dan merasakan gambaran kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakatan dalam naskah drama.
Terima kasih

Drama menurut KBBI adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Dapat pula disebut dengan cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus untuk pertunjukan teater.

Naskah drama sebagai suatu karya seni yang tidak hanya dinikmati dari bacaan, tetapi juga dapat dinikmati melalui seni peran (drama) yang menjadikan cerita ini semakin hidup. Memanglah benar bahwa drama dan realita kehidupan saling berhubungan atau berkaitan. Mengingat cerita dan persoalan yang terdapat dalam rama tersebut dapat diambil dari realita kehidupan dari seseorang atau kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat oleh sang pengarang. Kisah kehidupan dalam drama ditulis oleh pengarang sesuai dengan cerminan atau realita kehidupan baik yang pernah ia alami, ia rasakan ataupun imajinasi pengarang. Melalui adegan-adegan yang sudah di tuliskan dalam naskah, penonton dapat menyaksikan dan menikmati pementasan sebuah drama dan merasakan bagaimana potret kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dalam naskah drama.

Referensi

Achsani, Ferdian. 2019. Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan Naskah Drama H.A.H Karya Putu Wijaya. LEKSEMA. 4(2). 141.

Menurut pendapat saya, dari sumber referensi yang telah saya baca dan pahami. Hubungan drama dengan realitas kehidupan merupakan hubungan yang saling bergantung dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam drama menggambarkan realita kehidupan mulai dari perilaku, tindakan dan perkataan sama seperti dalam kehidupan nyata. Selain itu, beberapa drama juga terinspirasi dari kehidupan nyata yang mana dapat memberikan model kehidupan bagi masyarakat karena dalam drama mengandung amanat yang tersirat maupun tersurat.

Hal tersebut merupakan salah satu fungsi sastra. Dimana selain sebagai media hiburan bagi pembaca, melalui medium bahasa sebagai media utama dalam pengembangannya, suatu karya sastra juga harus memberikan pengajaran kepada pembaca. (Rokhmansyah 2014, 2-3). Bukti lain seperti, karya-karya drama Putu Wijaya tak jarang selalu mengangkat kehidupan yang keras getir yang di dalamnya terdapat pesan ataupun amanat yang
mendalam yang ditujukan kepada penonton (Mujiyanto & Fuady 2014).

Sumber referensi:
Achsani, F. (2019). Realita Sosial Masyarakat Perkampungan Naskah Drama H.A.H Karya Putu Wijaya. LEKSEMA: Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(2), 4-5.

Hubungan drama dengan realitas kehidupan memang sangat berkaitan erat. Dimulai dari dialog dalam drama, dialog berisi percakapan yang terjadi antar tokoh. Dialog adalah salah satu hal yang terjadi di realitas kehidupan. Biasanya isi dialog berisikan hal-hal yang sesuai dengan kisah nyata. Tidak hanya dialog, peragaan atau adegan drama juga sering kali sama dengan kisah nyata. Hal ini menunjukkan bahwa drama sangat berhubungan dengan realitas kehidupan, entah dari segi tema drama, dialog drama, dan adegan drama yang kental akan realitas. Selain itu, biasanya juga tidak terlepas dari aspek sosial masyarakat yang terkandung di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Sadikin (2010:42) “Drama mengandung pandangan yang berhubungan dengan renungan atau kontemplasi batin. Kontemplasi batin merupakan berbagai macam problema yang berhubungan dengan kehidupan manusia seperti norma-norma, nilai agama, pendidikan dan kebudayaan.Kesemua problema ini di dalam drama dikemas ke dalam unsur-unsur yang membangunnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik”.

Referensi :
Nugroho,A.2018. Nilai Sosial dan Moralitas dalam Naskah Drama Janji Senja Karya Taofan Nalisaputra. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing. 1 (2) : 216-230.

Drama dapat dikatakan sebagai manifestasi kehidupan, bagaimana tidak? Karena seorang penulis pasti mendapatkan ide-ide tulisan tersebut dari sendi-sendir kehidupan. Sekecil apapun realitas dalam kehidupan pasti tertuang dalam naskah drama. Aristoteles dalam Suwandi Endraswara (2011:12) menyatakan bahwa drama adalah ”repressentation of an action”. Action, adalah tindakan yang kelak menjadi akting. Drama tidak akan jauh dari yang namanya akting. Jadi ciri drama harus ada akting dan lakon. Permainan dalam drama penuh dengan sandi dan simbol, yang menyimpan kisah dari awal hingga akhir. Teka-teki yang ada dalam sebuah drama hanyalah hiburan untuk memikat hati para enonton, jika di dalami maka sebuah teka-teki tersebut diambil dari nilai-nilai kehidupan baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu jika sebuah drama bisa dikatakan mempunyai pondasi atau ide dari realitas kehidupan. Hanya saja kita sebagai penonton haruslah mendalami akting yang dibawakan oleh pemain untuk merasakan kehadiran kehidupan di dalamnya.

Sumber: Lubis, K. (2020). Penguasaan Teori Drama Terhadap Kemampuan Menganalisis Karakter Tokoh Naskah Drama Oleh Mahasiswa Semester 3 Pendidikan Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa dan Sastra, 2 (5), 139-141.

Drama merupakan bentuk dari karya seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, kita mudah dalam menemui karya seni drama dalam sebuah pertunjukan di sekolah, kampus, maupun dalam event-event tertentu. Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang kemudian di peragakan oleh pemeran dari tokoh drama, yang dialognya biasanya berasal dari kehidupan kisah nyata seseorang.
Hubungan dari drama dengan realita kehidupan yaitu banyak cerita pada drama yang mengangkat dari kisah nyata masyarakat (seseorang) serta menggambarkan tentang realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang disajikan.

Sumber referensi:
fimela: lifestyle read 4423752 Pengertian drama menurut beragam perspektif lengkap beserta ciri dan unsurnya

Drama adalah suatu kisah kehidupan manusia yang dipentaskan berdasarkan naskah, gerak laku, dan unsur unsur pembangun didalamnya. Drama bertujuan sebagai sarana pertunjukkan dan hiburan bagi masyarakat di semua kalangan. Naskah dalam drama dapat ditulis berdasarkan kisah hidup manusia baik melalui imajinasi atau karangan penulis. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa drama memiliki hubungan yang erat dengan realitas kehidupan karena naskah dalam drama dapat ditulis berdasarkan imajinasi, karangan, serta kisah pribadi dari penulisnya.

Referensi: Wijayanti, S. 2021. Pengertian drama, Lengkap beserta Ciri-ciri dan Unsur-unsur Drama.

Pada hakikatnya, drama merupakan sebuah karya yang dimana pengarang menuangkan seluruh imajinasi dan juga ide yang memiliki kaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Di dalam drama, terdapat suatu permasalahan atau konflik yang secara langsung maupun tidak merupakan cerminan dari kehidupan manusia. Adapun penonton atau pembaca drama merasa bahwa apa yang terjadi di dalam drama tersebut merupakan sebuah bentuk replika dari realitas kehidupan, meski mereka tahu bahwa terdapat sedikit penyesuaian yang dilakukan (dengan menambahkan imajinasi maupun ide) demi kepuasan cerita yang ada. Penonton cenderung akan lebih fokus kepada konflik yang disajikan.

Dapat disimpulkan, drama memiliki kaitan yang erat dengan realitas kehidupan meskipun telah terjadi banyak penyesuaian dan juga penambahan imajinasi maupun ide dari pengarang.

Sekian, terima kasih

Hubungan antara drama dengan realitas kehidupan merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa terpisahkan layaknya bilah mata uang. Setiap fenomena, realita, gejala, pun peristiwa dalam kehidupan dapat dijadikan bahan tulisan yang dapat diolah dalam imajinasi pengarang dan diungkapkan dalam bentuk naskah sebuah drama. Maka dari itu, karya sastra sering disebut karya faktual imajinatif.

Dalam konteks ini Ratna (2008), mengemukakan bahwa tidak benar karya sastra secara keseluruhan merupakan karya imajinasi dan tidak ada karya sastra yang murni otonom. Artinya karya sastra dapat dikatakan sebagai refleksi pada zamannya. Fananie (2000), memperjelas hal tersebut dengan mengemukakan bahwa karya sastra merupakan cerminan dari kehidupan nyata. Refleksi ini terwujud berkat tiruan dan imajinasi pengarang terhadap realitas kehidupan ataupun realitas alam.

Sebagai contoh pada naskah drama Mega-Mega karya Arifin C. Noer yang mencerminkan realitas kehidupan pada zamannya. Dalam drama tersebut mengangkat realitas sosial mengenai kemiskinan. Drama tersebut, berkisah mengenai seorang gelandangan yang bertempat tinggal di pinggiran alun-alun Yogyakarta, yang mana setiap waktu bisa saja menggalami penggusuran. Lekat kemiskinan tersebut, ditampilkan oleh tokoh-tokoh seperti Mae, Retno, Panut, Hamung, Konyal, dan Tukijan. Mereka merupakan rakyat kecil pun orang miskin yang selalu bermimpi menjadi seseorang yang kaya.

Jadi dapat ditarik benang merahnya bahwasanya drama dengan realitas kehidupan merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan erat. Hal ini dapat dilihat dari penulisan naskah drama yang dapat direfleksikan dari kehidupan sehari-hari dan dipadukan dengan imajinasi pengarang.

Referensi
Fananie, Z. (2000). Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah Univeristy Press.

Lisnawati, I., Ruslan, T.S., & Nurjamilah, A. S. (2019). Drama “Lelakon Raden Bei Surio Retno” Karya F. Wiggers Dalam Perspektif Pendekatan Struktural dan Pendekatan Sosiologis. Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan pembelajaran, 1(1).

Sahruni, S. (2018). Aspek Kehidupan Sosial Masyarakat dalam Naskah Drama Mega-Mega Karya Arifin C. Noer (Sebuah Telaah Sosiologi Sastra Ian Watt) (Doctoral Dissertation. Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia: Universitas Negeri Makassar.

Ratna, Ny.K. (2008). Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hubungan drama dan realitas kehidupan
Seni dapat dikatakan sebagai bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat terpisahkan dari manusia itu sendiri. Orang-orang menggunakan seni sebagai media untuk menunjukan perasaan ataupun pikiran mereka salah satunya yaitu drama. Drama merupakan salah satu bagian dari seni. Oleh sebab itu, drama dapat digunakan sebagai media untuk mengekspresikan ide mereka ke dalam bentuk kata-kata. Hubungan antara drama dengan realita kehidupa tercermin melalui latar yang terkadang mengambil latar sama seperti kehidupan nyata mengenai latar tempat, waktu serta latar suasana. Sama halnya mengenai gambaran kehidupan nyata juga dapat tercermin dalam penggambaran drama. Drama juga salah satu media yang penggambarannya diambil dari kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh masyarakat. Kisah kehidupan dalam drama ditulis oleh seorang sastrawan yang ditinjau dari cerminan ataupun realita kehidupan yang telah dialami, dirasakan ataupun sekedar imajinasi pengarang itu sendiri. Lewat adegan-adegan yang telah dituliskan pada naskah, penonton bisa melihat serta menikmati pertunjukan suatu drama serta merasakan mengenai potret kehidupan yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Karya sastra bisa dijadikan sebagai pembentuk struktur kehidupan yang ada di masyarakat. Hal ini disebabkan karena suatu karya sastra menjadi suatu produk sosial budaya, sehingga sastra serta sosiologi selalu hidup berdampingan. Sastra yang menggambarkan kehidupan tokoh-tokoh bisa dikatakan sebagai suatu tindakan baik-buruk pada kehidupan yang ada dalam. Adanya tindakan baik-buruk ini, menunjukkan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang tujuannya untuk mendidik para pembaca.

Sumber referensi :
Achsani, F. (2019). SOCIAL REALITY OF RURAL SOCIETY IN’HAH’DRAMA MANUSCRIPT BY PUTU WIJAYA (REALITAS SOSIAL MASYARAKAT PERKAMPUNGAN DALAM NASKAH DRAMA’HAH’KARYA PUTU WIJAYA). LEKSEMA: Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(2), 139-154.
Rahantoknam, I. F. (2013). Realita Kehidupan Yang Tercermin Lewat Latar Dalam Drama Riders to the Sea Karya Synge. JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 1(1).