Hanya Tidak Menyadarinya

Saat ini aku telah menjadi seorang mahasiswa. Tepatnya di Universitas Sebelas Maret atau yang akrab disebut UNS. Aku masuk di jurusan Agroteknologi, namun sebenarnya ini bukan keinginanku. Lantas mengapa aku bisa berada disini? Akan ku ceritakan sedikit mengenai perjalananku, mengenai rute yang aku lalui hingga sampai ke pelabuhan ini.

Aku lulusan tahun 2020 atau biasa disebut gap year. Aku tidak melanjutkan studi tepat setelah lulus karena alasannya adalah kegagalan. Aku gagal berulang kali dalam ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pertama aku terkena diskualifikasi UTBK 2020, itu cukup membuatku terpukul, namun aku masih terus mencoba untuk mendaftar melalui jalur lain. Pengumuman demi pengumuman terbuka, namun tidak ada satupun kata “lolos” kudapat. Aku mulai bertanya tanya mengapa sulit untuk lolos, padahal aku sangat optimis ketika mengerjakan setiap ujian. Sampai hari itu aku paham satu hal, restu yang kudapat dari orang tua ternyata tak sepenuhnya kudapat. Salah satu orang tuaku tidak setuju jika aku masuk jurusan Psikologi.

Menunggu tahun depan pun menjadi pilihanku. Menghabiskan waktu dengan membaca buku, menggambar, memasak, berkebun, serta membantu orang tua bekerja dirumah. Aku memikirkan lagi pilihan jurusan untuk tahun depan, berakhir aku tetap jatuh pada Psikologi. Aku sudah menghabiskan waktu sekitar 2 tahun untuk mempelajari dasarnya, beberapa riset pernah aku lakukan melalui lingkungan sekitar, dan tercipta beberapa pertanyaan yang belum bisa aku jawab. Oleh karena itu, aku memilih tetap mencoba masuk kesana berharap bisa menemukan jawaban itu sekaligus mengembangkan diri lagi.

Masih sama seperti tahun sebelumnya, UTBK 2021 pun berlangsung ditengah keadaan pandemi. Aku merasa kecewa pada diriku sendiri pada hari pelaksanaan ujian, aku jatuh sakit ditengah ujian berlangsung, alhasil aku tak bisa mengerjakannya secara maksimal. Sekitar 1 bulan sakit itu berlanjut, disela waktu itu orang tua sesekali mengajak ku berbicara mengenai kuliah. Dan dari sana aku bisa memahami apa keinginan yang tersirat dalam kalimatnya.

Setelah lebih baik, pendaftaran ujian kembali ku lanjut. Salah satu pendaftaran itu ada di UNS. Pilihan pertama tetap pada Psikologi dan pilihan kedua adalah harapan orang tua, Agroteknologi. Aku langsung lolos di Agroteknologi ini, merelakan sisa pengumuman yang ada dan melanjutkan ke UNS. Awalnya aku sangat takut untuk menginjakkan kaki disana, karena secara dasar aku tidak menyukai biologi dan kimia.

Sampai ada hari dimana seorang teman dari jurusan yang sama memberi banyak masukan dan motivasi untukku. Dari situ aku mulai menyesuaikan diri, beradaptasi dengan cepat dan bisa berpikir positif untuk kedepannya. Belajar hal baru, melihat orang tua senang, dan tak ingin kalah dari mereka, itu yang menjadi motivasiku bertahan saat ini. Andai saja aku peka sejak awal Tuhan berkata “Jalanmu bukan kesana” mungkin pikiranku ketika gagal berulang kali tidak akan sekalut itu.

Terima kasih Tuhan karena telah membuka pikiranku sekarang ini
Terima kasih juga kepada kalian yang telah membaca kisahku ini
Ku cukupkan sampai disini
Sampai jumpa lain hari

1 Like