Hai, Kenalin Aku Interjeksi?!

rsz_1rsz_oranye_musim_penghujan_pohon_musim_penghujan_kiriman_instagram

Aduhai, nggak kuat aku melihat pemandangan indah ini!”

Alhamdulillah, semoga dikuatkan!”

Ayo, cepet kesini!”

Nah, jadi bagaimana? Apakah ada tanggapan?”

Mendengar kalimat di atas, apa yang terpikirkan di benak kalian? Sebagai penikmat novel fiksi pasti kalian juga sudah tidak asing lagi kan dengan penggalan kalimat di atas. Atau dalam percakapan sehari-hari, pastinya kita sering menggunakannya saat berkomunikasi. Tapi tahukah kalian kenapa ada kata yang diberi miring pada kalimat di atas? Apakah kalian sudah mengenali mengapa kata-kata tersebut yang dimiringkan? Yap benar sekali. Jika kalian menjawab interjeksi, 100 buat kalian. Applouse! Tetapi, tahukah kalian apa itu interjeksi? Jika belum, jangan lupa simak pembahasan berikut ini sampai akhir yaa. So check it out!

Interjeksi termasuk ke dalam salah satu jenis kata tugas tatabahasa Indonesia. Kata tugas masuk ke dalam salah satu jenis kata tatabahasa formal bahasa Indonesia yang hanya memiliki makna gramatikal namun tidak memiliki makna leksikal. Artinya, makna dari kata tugas akan menjadi jelas ketika dihubungkan dengan kata lain dalam sebuah kalimat. Contohnya saja kata “Dih” jika berdiri sendiri, tidak memiliki makna leksikalnya. Namun ketika kata “Dih” dimasukkan pada kalimat “Dih, sombong ya kau sekarang!”, kata “Dih” jika di dampingi dengan suatu kalimat, akan menjadi bermakna. Jika dalam kalimat tersebut kata “Dih” menyatakan suatu hal kejijikan.

Interjeksi atau biasa disebut dengan kata seru yang berisi pengungkapan rasa hati sang pengungkap. Kalian pasti tahu lah ya rasa hati itu yang bentuknya seperti apa? Xixi. Dengan kata lain, untuk mengungkapkan perasaan hati tersebut, kata interjeksi digabungkan di samping kalimat yang mengandung makna pokok yang dimaksud. Menilik kembali pada contoh sebelumnya “Dih, sombong ya kau sekarang!”. kalimat tersebut menyatakan ungkapan kejijikan karena melihat temannya menjadi sombong sekarang. Awalan “Dih” juga sekaligus mengungkapkan perasaan kita. Dengan demikian, kalimat ''Dih, sombong ya kau sekarang", tidak hanya menyatakan fakta, tetapi juga rasa hati yang mengungkapkan kalimat tersebut.

Melanjutkan pembahasan sebelumnya, interjeksi memiliki 2 macam, yakni interjeksi asli dan interjeksi serapan. Interjeksi asli menyatakan fakta perasaan hati pembicara, sedangkan interjeksi serapan adalah kata asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Ciri khas yang menandakan bahwa kata tersebut termasuk interjeksi biasanya di dalam tulisan interjeksi diikuti oleh tanda koma. Secara struktural, interjeksi tidak berhubungan dengan unsur kalimat yang lain. Menurut bentuknya interjeksi terbagi menjadi dua, berupa bentuk dasar dan bentuk turunan. Interjeksi juga dapat dipakai ke dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis lho! Maka dari itu, interjeksi lebih bersifat tidak formal. Namun pada bahasa tulis khususnya yang bersifat formal, interjeksi hampir tidak pernah dipakai. Lebih lanjut macam interjeksi ada dua macam, yakni intrjeksi primer dan sekunder. Interjeksi primer biasa ditemui dalam suatu percakapan. Interjeksi jenis ini tidak mempunyai arti secara leksikal, biasanya menyatakan perasaan atau sebuah perintah. Sedangkan interjeksi sekunder diperoleh melalui leksem tetapi tidak lagi memiliki arti secara leksikal.

Berdasarkan buku yang penulis kutip melalui “TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA Edisi Keempat”, ada 10 macam interjeksi yang dijelaskan.

  1. Interjeksi kejijikan: Hah, cih, cis, ih, idih
    Contoh:
    a. Bah, macam mana pula kau ini!
    b. Cih, dasar tidak tahu malu!
    c. Cis, muak kali aku melihat rupamu itu!
    d. Ih, lihatlah jalannya saja sudah membungkuk!
    e. Idih, jelek sekali tulisanmu itu!
  2. Interjeksi kekesalan: brengsek, sialan, buset, keparat
    Contoh:
    a. Brengsek, dasar kau keparat!!
    b. Sialan, baru pertama kuliah sudah diberi tugas yang banyak!
  3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai, amboi, asyik
    Contoh:
    a. Aduhai, indahnya pantai ini!
    b. Amboi, datang juga kau ke sini!
    c. Asyik, kita bisa liburan lagi ke Pulau Mentawai!
  4. Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah
    Contoh:
    a. Syukur, akhirnya aku bisa pulang dari perantauan ini!
    b. Alhamdulillah, semoga kita selalu berada di dalam lindungan-Nya!
  5. Interjeksi harapan: insyaallah
    Contoh:
    a. Insyaallah, saya akan datang menemuimu 2 tahun lagi!
  6. Interjeksi keheranan: aduh, aih, ai, la, duilah, eh, oh, ah
    Contoh:
    a. Aduh, kalau begini bisa gagal rencana kita!
    b. Duilah, begitu saja kamu tidak becus kerjanya!
    c. Eh, macam mana pula kau ini!
  7. Interjeksi kekagetan: astaga, astagfirullah, masyaallah
    Contoh:
    a. Astaga, kau lancang sekali!
    b. Astagfirullah, kenapa kamu lancang sekali?!
    c. Masyaallah, Ayah kagum padamu wahau anakku!
  8. Interjeksi ajakan: ayo, mari
    Contoh:
    a. Ayo, kembali ke asrama!
    b. Mari, kerjakan tugasmu semua!
  9. Interjeksi panggilan: hai, he, eh, halo
    Contoh:
    a. Hai, lama sekali kamu datang ke sini?
  10. Interjeksi simpuian: nah
    Contoh:
    a. Nah, bersyukurlah bencana itu cepat berlalu!

Bagaimana penjelasan di atas? Apakah sudah menambah wawasan kalian semua terkait interjeksi? Jika ada yang ingin didiskusikan lebih lanjut, jangan lupa tinggalkan pada kolom komentar yaa.

REFRENSI:
Alwi, H., & dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Moeliono, A. M., & dkk. (2017). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.

3 Likes

Keren, saya suka ini. :heart_eyes:

Wah, aku baru tahu injeksi. Ups, interjeksi.

Oooo, ini toh yang namanya motor injeksi. Eh, injeksi.

Hebat, aku suka interjeksi.

Hmmm…, mau komentar apa lagi ya. :grin:

Interjeksi bocil anak zaman sekarang:

Ajg, ini tulisan keren. :laughing:

Interjeksi lokal:

Cuk, ini interjeksi atau injeksi?! :smile:

2 Likes