Gimana Masa Depanku?

Aku adalah anak perempuan pertama dikelurgaku dari dua bersaudara, ya aku mempunyai adik laki-laki yang kini sedang duduk dibangku Sekolah Dasar. Sebagai harapan pertama keluarga, aku agak ragu untung mengambil keputusan untuk menentukan masa depanku. Dari bangku SMP saya sudah mulai tertarik dibidang kesehatan. Tetapi aku juga ragu untuk mengambil bidang itu karena sikapku yang kurang pemberani, aku tidak tega melihat orang kesakitan.
Setelah lulus SMP, aku bingung harus masuk ke SMK Kesehatan atau masuk ke SMA Negeri. Setela dipikir-pikir aku belum siap untuk lanjut di SMK kesehatan, lalu aku pun masuk ke SMA Negeri. Di SMA aku masuk ke jurusan IPS dan ini semakin membuat aku bingung atau lebih tepatnya putus asa dengan keinginanku untuk masuk dibidang kesehatan. Aku sempat berfikir ingin berganti cita-cita. Sampai tiba waktunya kelulusan SMA aku ada peluang ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) aku megambil jurusan Manajemen disebuah Universitas Surakarta
Saat hari pengumuman SNMPTN tiba aku tidak terlalu menginginkan itu, aku masih ingin masuk ke bidang kesehatan. Dan ya aku tidak lulus SNMPTN, disitu ada perasaan senang dan sedih. Aku senang karena bisa melanjutkan keinginanku dibidang kesehatan dan sedihnya aku merasa gagal. Tidak cukup disitu orang tuaku juga membuat aku merasa bingung mengambil jurusan keperawatan.
Ayahku menyuruhku masuk ke Universitas Negeri dan mengambil jurusan Guru. Jujur saja aku tidak terlalu suka profesi itu, ya karena aku tidak sesabar itu menghadapi banyak anak-anak dengan berbagai macam sifat dan tingkah laku. Selain ayahku, ibuku juga menyuruhku masuk ke jurusan farmasi. Tidak masalah kalau harus masuk farmasi bagiku, tetapi hatiku sudah mantap ke jurusan keperawatan.
Setelah lulus SMA aku bekerja disebuah toko yang lumayan besar. Disitu aku mulai mengenal dunia pekerjaan dan aku mempunyai banyak teman. Karena aku nyaman dengan lingkungan itu, aku pernah berfikir untuk tidak melanjutkan pendidikanku. Tetapi aku harus membuat bangga keluargaku karena aku harapan pertama ya kan. Setelah bekerja kurang lebih lima bulan, aku memutuskan resign dari pekerjaanku dengan berat hati pastinya.
Di tempat kerjaku aku mendapatkan banyak sekali pelajaran hidup yang bermanfaat. Tentang pendidikan, sosial, ekonomi, kekeluargaan dan percintaan pun aki temukan disitu. Dari segi pendidikan disitu juga ada yang masih kuliah, aku diberi tahu banyak hal tentang kuliah. Tapi sayangnya beda jurusan tapi gapapa anggap saja ilmu yang bermanfaat. Dari segi sosial, aku mulai bisa bersosialisasi dengan para pembeli ya dengan memberikan pelayanan kepada pembeli mungkin bisa menjadi pembelajaran untuk nanti saat melayani pasien. Dari segi kekeluargaan, aku disitu mempunyai banyak teman dari berbagai usia dan ya kebanyakan usianya diatasku jadi aku seperti mempunyai kakak-kakak karena aku anak pertama jadi belum pernah ngerasain dijadikan adik. Dan dari segi percintaan aku menemukan sosok lelaki yang sangat baik dan penyayang yang belum pernah aku temukan dulu-dulu dan dia menjadi salah satu support system yang sangat aku butuhkan. Dia yang selalu membantuku melewati kerasnya MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
Setelah bertengkar dengan isi kepalaku dan aku memutuskan untuk kuliah dan mengambil jurusan Diploma Tiga Keperawatan di salah satu Universitas di Surakarta. Aku akan menjalani ini dengan senang hati agar terlewati dengan mudah dan cepat karena itu sudah keputusan terakhirku. Setelah berhasil masuk, aku mulai berfikir bagaimana aku kedepannya, “apakah aku sanggup”, “apakah aku akan nyaman dengan lingkungan baruku”, “apakah aku akan mempunyai teman” banyak sekali pertanyaan yang melintas dikepalaku.
Tiba waktunya aku masuk kuliah pertama kali, aku selalu berangkat bersama temanku yang bernama Ruri. Ruri adalah teman baikku dari sejak duduk dibangku SMP dan kita sempat berpisah saat duduk dibangku SMA. Dari sejak mendaftar hingga sekarang kita berteman, tapi sayangnya kuta beda kelas. Setelah mendapat kelas baru, aku juga mempunyai teman baru meskipun tidak banyak tapi gapapa yang penting punya teman ya kan.