Doa, Usaha, Restu Orang tua

Post Instagram Berita Umum Pengumuman Statis Profesional Abu-Abu Terang

AWAL PERJUANGAN

Hallo, aku mahasiswa baru nih, aku tinggal di kota yang memiliki julukan Bumi Sukowati. Aku ingin sedikit bercerita mengenai perjuanganku saat masuk ke kampusku ini. Perjuanganku dimulai saat aku lulus dari bangku sekolah menengah atas, kala itu aku masih sangat bingung menentukan pilihan untuk masuk perguruan tinggi mana yang aku inginkan. Hari demi hari berganti, aku mendapat kesempatan menjadi siswa eligible untuk SNMPTN. Waktu itu aku sangat bimbang mengingat temanku dari kelas lain memilih prodi dan tujuan kampus sama sepertiku, nilainya juga jauh lebih baik dariku. Aku terpaksa mengalah dan memilih kampus lain yang berada di semarang. Beberapa bulan kemudian tibalah hari pengumuman, aku berpikir aku akan diterima lewat jalur ini, nyatanya tidak, hal ini tentu saja membuatku sangat kecewa.

BANGKIT DARI KEGAGALAN

Terlepas dari pengumuman itu, aku mencoba menguatkan diriku dan mulai bangkit untuk mencoba mendaftar lewat jalur SBMPTN. Aku mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, aku belajar mati-matian hingga larut malam, mengikuti bimbel, tryout hampir setiap hari, menghapus sosmed dan menahan diri untuk tidak keluar rumah dengan teman. Hingga tiba waktu pendaftaran aku kembali memilih salah satu univ yang berada disemarang lagi, aku memilih 2 prodi saintek dengan pilihan pertamaku pendidikan matematika dan kedua pendidikan biologi. Awalnya orangtua tidak merestuiku untuk berkuliah jauh disana, saat itu sempat ada perdebatan kecil diantara kami, namun aku tetap teguh pada pendirianku untuk berkuliah disana, hingga akhirnya mereka setuju pada pilihanku. Sampai tiba waktunya, tepatnya tanggal 30 april 2021 aku mengikuti UTBK yang bertempat di UNS. Alhamdulillah aku dapat mengerjakan semua soalnya walaupun sebagian soal aku mengisinya dengan jawaban random hehe. Akhirnya waktu yang kutunggu-tunggu tiba yaitu pengumuman SBMPTN. Aku sangat antusias menyambut hari itu, aku membuka pengumumannya siang hari saat itu web benar-benar down karena banyak sekali orang yang mengakses. Aku mencoba berkali-kali, mengetikkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku. Setelah itu munculah layar yang menampilkan kata semangat bukan selamat, itu artinya aku gagal lagi. Aku sempat terdiam beberapa saat, pikiranku mulai kacau, rasanya aku ingin marah pada diriku sendiri, aku menangis semalaman, dihari keduanya aku jatuh sakit, ini semua terjadi karena aku terlalu memikirkan hasil pengumuman itu.

MELANJUTKAN PERJUANGAN

Sejak pengumuman itu aku mulai belajar lagi untuk ujian mandiri, ibuku selalu memberiku dukungan, Beliau terus saja mengatakan “mungkin durung rejekimu nduk, coba daftar ning solo” (mungkin belum rejekimu nak, coba daftar di solo) dari dulu ibuku memang ingin aku berkuliah di solo. Aku pun menuruti ucapannya dan mengikuti ujian tulis UNS secara daring dirumah. Aku mengerjakan ujian dengan maksimal. Tiba hari pengumuman, aku sudah sangat pasrah akan hasil yang kuterima. Awalnya aku berpikir aku akan ditolak lagi untuk ketiga kalinya. Tetapi siapa sangka aku ternyata diterima dipilihan pertamaku yaitu pendidikan matematika. Aku sungguh tidak percaya sampai aku membukanya berkali-kali. Ternyata hasilnya tetap sama. Aku sangat bersyukur dan memberitahu ibuku, beliau sangat senang karena aku berkuliah di tempat yang ia inginkan. Dari kejadian ini aku belajar bahwa seberapa besarpun usahamu jika restu orang tua tidak kau dapatkan itu hanya akan membuat jalan hidupmu sulit.

1 Like