Bersemuka dengan Sintaksis

image

Saat mengatakan atau mendengar kata sintaksis, apa yang terlintas di
pikiran? Tentu berkaitan dengan salah satu cabang linguistik, ilmu bahasa, dan
sebagainya, bukan? Berbicara tentang sintaksis, tidak terlepas dari pembahasan
mengenai frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Sintaksis sebagai cabang ilmu
bahasa sudah lama dipelajari dan selalu menjadi fokus kajian. Cabang linguistik
yang satu ini terus mengalami perkembangan dari masa ke masa.

Sintaksis melahirkan pengertian yang berbeda-beda dari para ahli. Meski
demikian, hakikat sintaksis tetap sama. Ramlan (1789:21) mengemukakan bahwa
sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk
wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Sementara Stryker dan Tarigan (1989:21)
mengatakan bahwa syntax is the studi of the patterns by which words are
combined to make sentences. Artinya, sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola
yang diperlukan sebagai sarana untuk menghubung-hubungkan kata menjadi
kalimat. Lebih lanjut Muliono (1988:101) menegaskan bahwa sintaksis adalah
studi kaidah kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar, yakni frasa, klausa,
dan kalimat. Batasan tersebut mengindikasikan bahwa satuan yang tercakup
dalam sintaksis ialah frasa, klausa, dan kalimat dengan kata sebagai satuan dasar
bidang sintaksis.

Sebagai salah satu cabang linguistik, sintaksis tentu berhubungan erat
dengan morfologi. Kedua cabang linguistik ini sama-sama menduduki bidang
gramatika atau tata bahasa. Morfologi fokus pada struktur internal kata yang
meliputi morfem dan kata. Sementara sintaksis fokus pada struktur bahasa yang
lebih besar dari kata, mulai dari frasa hingga kalimat. Dengan demikian, kata
dalam tataran morfologi merupakan satuan terbesar, sedangkan dalam tataran
sintaksis merupakan satuan terkecil.

Selain memiliki kaitan dengan morfologi, sintaksis juga berkaitan dengan
wacana. Wacana sendiri memiliki pengertian satuan gramatikal yang berada pada
tataran tertinggi dan terlengkap. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan
utuh atau paragraf, seperti novel, buku, dan ensiklopedia. Sintaksis dan wacana
sama-sama menggunakan bahasa sebagai objek kajiannya. Bedanya, sintaksis
mengkaji struktur bahasa, sedangkan wacana mengkaji bahasa di luar strukturnya.

Cabang linguistik yang cukup kompleks ini memerlukan pembahasan
secara intens untuk memahaminya. Pada awalnya mungkin sintaksis terasa rumit,
namun tidak berlaku demikian apabila sudah mengenalnya lebih dalam.
Bersemuka dengan sintaksis bukan hanya tentang seluk-beluk tata bahasa, tetapi
juga tentang penerpatriannya dalam kehidupan nyata. Anissa Nur

References
Basuni Racman, S. (t.thn.). Morfologi.
Joko Santoso, M. (t.thn.). Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.
Supriyadi, M. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.

Sumber gambar: https://seputarilmu.com/2019/09/sintaksis.html

1 Like