Berbagi Pengalaman Kisah Mengesankan dari Apa yang Sudah Saya Mulai– Septiana

Beberapa hari yang lalu, saya telah selesai melaksanakan program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SMA Negeri 1 Temanggung selama kurang lebih tujuh minggu. Banyak lika-liku yang dialami, dimulai dari setelah kegiatan penerjunan oleh DPL. Mahasiswa PLP diberikan kesempatan untuk melakukan observasi selama satu minggu. Sembari kegiatan observasi, kami diminta untuk membuat jadwal dengan menyesuaikan jumlah mahasiswa lima anak dengan jadwal mengajar tiga guru pamong. Awalnya permintaan dari guru pamong satu mahasiswa mengajar tiga kelas. Tapi dengan menyesuaikan waktu dan jumlah mahasiswa, kami kesulitan untuk membaginya dan akhirnya dibuatkan oleh guru pamong. Setiap mahasiswa mengajar enam kelas secara bergantian. Dengan masing-masing mahasiswa mengajar enam kelas, masih dirasa kurang oleh guru pamong sehingga ditambah dengan diberikan tugas membuat ATP, KKTP, dan modul ajar kelas X dan XI kurikulum merdeka selama satu tahun. Hmmmmmmmm…

Minggu pertama setelah observasi menjadi waktu yang sangat menegangkan bagi saya, dimana pertama kali harus mengajar di kelas. Jadwal saat itu saya mengajar di kelas XI-3, benar-benar awal yang buruk. Telat masuk kelas, saat itu kebetulan guru pamong mendampingi mengajar. Telat bukan karena kesalahan saya karena waktu itu bingung kesana kemari menyesuaikan tempat transit kami yang tiba-tiba dipindah oleh Kepala Sekolah. Tapi untungnya guru pamong sangat baik hati. Dari rumah sudah mempersiapkan materi, dan akhirnya blank karena udah bingung dari awal ditambah grogi didampingi guru pamong di kursi pojok belakang. Badan penuh keringat dingin dengan suara gemeter saking nerves. Padahal kelas XI-3 adalah kelas pendiem agak krik-krik dan kalau diurutin dari kelas unggulan, kelas tersebut termasuk diurutan bawah. Nah, kesan pertama saya di kelas itu pasti dah jelek. Tapi setelah itu saya terus berusaha untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi dari rumah untuk menjaga mental walaupun rasa nerves adalah hal yang sangat wajar untuk semua orang dalam melaksanakan hal baru.

Dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis game family 100 yang saya terapkan di kelas XI pada materi teks berita, semua siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Yang semula dengan metode ceramah menimbulkan rasa bosan dan ngantuk, dengan metode berbasis game ini siswa tampak mengikuti dengan riang gembira, tidak ada yang mengantuk karena termotivasi dari kemenangan tim masing-masing. Dengan keseruan metode tersebut, saya berpikir untuk melakukan penilaian bersama guru pamong dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis game family 100 ini. Saya menjadi kelinci percobaan yang melakukan penilaian pertama. Setelah melakukan penilaian, guru pamong meminta untuk melakukan penilaian ulang karena menurut beliau metode tersebut fokus pada game saja dan tidak pada penyampaian materi. Hmmmm… biasanya beliau menerapkan metode pembelajaran dengan ceramah, dan saya merasa bahwa mungkin beliau tidak wellcome dengan metode baru yang padahal dengan hal itu dapat meningkatkan semangat siswa-siswi.

Akhirnya saya dan teman-teman yang lain (berlima) merubah rancangan-rancangan yang sudah kami buat. Awalnya semua anak akan melaksanakan penilaian dengan menyesuaikan kelas saat metode game. Akhirnya merubah dengan melakukan penilaian pada materi setelahnya, yaitu materi vlog.

Setelah penyesuaian mengajar antar kelas, saling mengenali siswa-siswinya, seiring berjalannya waktu, saya mulai merasa enjoy menjalani hari-hari mengajar di SMA Negeri 1 Temanggung. Setelah waktu hampir selesai semakin dekat dengan tanggal penarikan, malah semakin akrab dengan siswa. Kelas yang satu dengan yang lain tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda. Setiap kelas selalu punya khas anak yang menonjol, entah dengan kebandelannya, kelucuannya, dan tingkahnya. Sebandel-bandelnya mereka, masih bandel yang sewajarnya anak SMA. Semuanya memiliki sisi kenangan masing-masing. Mereka sangat memberikan pengalaman terkait banyak hal pada diri pribadi saya sendiri. Dengan suasana kelasnya, menjadikan saya lebih semangat dan menikmati apa yang sudah saya anggap sebagai keseharian. Awalnya saya mengira akan banyak memberikan banyak pelajaran pada mereka karena saya memposisikan saya sebagai seorang guru. Tapi justru berbanding terbalik karena merekalah yang memberikan banyak pelajaran kepada saya. Pengalaman ini akan menjadi pengalaman yang berharga untuk saya, bertemu dengan mereka yang akan terus terkenang dikehidupan saya. Banyak terimakasih telah dipertemukan dengan semua warga SMA Negeri 1 Temanggung.

1 Like