Berada Disini Adalah Sebuah Keterpaksaan

Tertekan, bisa dibilang seperti itu keadaanku saat ini. Berada disini, menjalani semua ini dengan keterpaksaan setiap harinya. Kalau tidak karena orang tua mana mungkin saya mau seperti ini. Memang ya, kita punya rencana tetapi semesta punya kenyataan. Lalu bisa apa kalau rencana kita tidak sesuai kenyataan? Rasanya memang harus berusaha, tetapi jalan pikir anak dengan orang tua sekarang sudah sangat berbeda. Ya memang saya tau betul bahwa orang tua tidak mungkin menjerumuskan anaknya kedalam sesuatu yang buruk. Memang inginnya yang terbaik, tetapi apakah orang tua pernah bertanya kepada anaknya? Mau apa tidak anak tersebut menjalani ini semua? Saya rasa tidak pernah.
Saya paham bahwa pemikiran setiap orang tua pasti berbeda, tetapi mengapa orang tua cenderung lebih berpikir seolah-olah kita hidup pada zaman mereka? Bukankah kita berbeda zaman? Mengapa mereka tidak menyesuaikan kepada zaman kita dengan teknologi yang sudah begitu maju seperti saat ini? Memang terlihat egois ketika saya terus menyalahkan orang tua.
Sebenarnya saya hanya ingin didengarkan dan didukung, saya sayang dengan orang tua saya. Saya tau betul orang tua saya juga ingin yang terbaik untuk masa depan saya. Tapi bagaimana kalau saya benar-benar tidak ingin kuliah? Kerap kalli orang tua saya berbicara, mengapa kamu tidak menginginkannya? Padahal orang diluar sana banyak yang menginginkannya tetapi tidak bisa terwujud karena kurang biaya, sedangkan kamu tinggal menjalani saja orang tua juga masih punya uang yang “cukup” untuk membiayai.
Lalu mengapa semua orang menyamaratakan kemampuan seseorang? Bukankah setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan hidupnya? Saya sudah bilang, daripada saya jalani dengan keterpaksaan lebih baik tidak usah. Karena nanti hasilnya pasti tidak akan baik.
Ada orang yang saat ini bekerja tetapi sebenarnya mereka ingin kuliah, ada juga orang yang saat ini kuliah tetapi sebenarnya mereka ingin mewujudkan cita-cita mereka. Semua orang mempunyai keinginannya masing-masing, memiliki minatnya masing-masing. Mengapa harus disamaratakan? Mengapa harus dibanding-bandingkan? Dan pada suatu ketika terjadi perdebatan yang sangat hebat anatara saya dengan orang tua saya. Selama saya hidup ini pertama kalinya melihat ibu saya menangis didepan saya.
Saya yang keras kepala ingin tetap melanjutkan apa yang saya cita-citakan. Sedangkan orang tua saya yang takut kalau saya menganggur dirumah dan tidak dapat sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Ya mungkin memang ini jalan takdir saya, saya juga percaya setelah saya melewati ini semua saya bisa mencapai cita-cita saya. Apapun yang terjadi saya tetap sayang kepada orang tua saya.
Bukan dunia yang tipu-tipu
Tapi manusia nya yang penipu
Sekian, Terimakasih.

Tetap semangatz ya :fist:

Pilihanmu saat ini sungguh luar biasa
:+1:

Yang ikhlas ngejalani, berikan yg terbaik, sembari mengatur strategi tuk apa yg engkau cita2kan.
Moga ke depannya segera ada titik temu yg terbaik dg Bapak-Ibu :palms_up_together:

1 Like