Bahasa dan faktor luar bahasa

2021-12-23 (1)
Dalam Ethnologue: Language of The World (2005) mengemukakan di Indonesia bahwa terdapat 742 bahasa, 737di antaranya adalah bahasa yang masih digunakan oleh penuturnya. Sementara itu, juga ada dua bahasa yang mempunyai peran sebagai bahasa kedua tanpa penutur bahasa ibu (mother-tongue), sedangkan tiga bahasa lainnya telah punah. Adapun beberapa bahasa-bahasa yang masih digunakan oleh penuturnya dan diperkirakan berada di ambang kepunahan. Penyebabnya adalah berkurangnya jumlah penuturnya karena penutur aslinya tinggal beberapa orang saja, tetapi ada pula bahasa-bahasa yang terdesak oleh pengaruh bahasa-bahasa daerah lain yang lebih dominan. Tak bisa dilupakan pula akan halnya pengaruh bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terutama dalam berbagai ranah resmi (formal) seperti pemerintahan dan pendidikan, yang seringkali menyebabkan frekuensi pemakaian bahasa daerah semakin berkurang.
Dalam hal Bahasa dan budaya ada suatu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini. Hipotesis ini terdapat pada sejarah linguistik yang dikeluarkan oleh Edward Sapir dan Benjamin Lee Wolf yang menyatakan bahasa itu mempengaruhi cara berfikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Jadi, bahasa itu menguasai cara berfikir dan bertindak manusia. Apa yang dilakukan manusia selalu dipengaruhi oleh sifat-sifat bahasanya.
Bahasa mempunyai peranan penting di dalam pengenalan budaya. Berbagai bangsa akan memperkenalkan budaya sebagai identitas bangsa. menjadi alat rekam gagasan dan ide-ide yang dilakukan oleh orang terdahulu. bahasa yang menjadi alat rekam menjadikan bahasa sebagai budaya yang dapat dipelajari sampai saat ini. Sastra menjadi salah satu wadah dalam menuangkan ide dan gagasan yang akan direkam menjadi bahasa tulis yang nantinya dibaca dan dipelajari sebagai budaya bangsa. Belajar sastra, bahasa dan budaya membangun cara berpikir yang lebih kritis terhadap lingkungan sekitar dan mampu bersosialisasi. Hal ini dibutuhkan agar kita harus mampu berpikir kritis dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.

Refrensi
Tondo, H. (2009). Kepunahan bahasa-bahasa daerah: faktor penyebab dan implikasi etnolinguistis. Jurnal masyarakat dan budaya, 11(2), 277-296.
Rondiyah, A. A., Wardani, N. E., & Saddhono, K. (2017, June). Pembelajaran sastra melalui bahasa dan budaya untuk meningkatkan pendidikan karakter kebangsaan di era MEA (masayarakat ekonomi ASEAN). In Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1, No. 1).