Bahagianya Anak Desa itu Simpel

Peristiwa ini terjadi pada tahun 2015 silam, pada saat itu saya masih duduk di kelas 4 SD. Saat itu saya ikut mengantarkan om saya ke Bandara Adisutjipto untuk perjalanan ke Makassar, Sulawesi Selatan. Om saya ke Makassar untuk menempuh pendidikan S3 di Universitas yang ada di Makassar tersebut. Perjalanan ke Jogjakarta menempuh waktu kurang lebih 3 jam, maka dari itu saat pemberangkatan harus berangkat pagi-pagi sekali, pemberangkatan pada pukul 05.30 pagi dan sesampainya di Bandara pada pukul 08.30. Saat sudah sampai dan turun dari mobil saya dapat melihat bangunan bandara yang sangat megah, selain itu disekitar bandara saya juga dapat melihat pesawat dengan jarak sangat dekat, di sana saya juga melihat kereta api yang melintas.

Beberapa saat kemudian saya beserta keluarga masuk ke dalam bandara, bangun dan arsitektur di dalamnya ternyata juga megah dan mewah. Karena jika biasanya masuk rumah-rumah harus melepas sendal atau sepatu pada saat itu saya mau melepaskan sendal saya akan tetapi saya melihat orang-orang masuk tanpa harus melepas alas kaki mereka, saya baru tahu ternyata masuk bandara tidak usah melepas sendal. Tetapi saat sudah di dalam bandara tetap saja saya melepas sendal saya, mengapa? Sebab lantai bandara sangat dingin. Kalau dipikir lagi kejadian itu sangat lucu, memalukan, atau mungkin dalam bahasa sekarang disebut norak hahaha… Di dalam bandara juga ada area foto yang latar belakang terdapat berbagai macam jenis wisata Indonesia, di situ saya dan keluarga berfoto yang latar belakangnya Candi Borobudur. Setelah berfoto kami semua melanjutkan perjalanan menuju ke dalam, saat jalan terdapat eskalator dan saya pun langsung berkeinginan untuk menaikinya dan benar saja saya menaiki eskalator itu untuk pertama kalinya, saat itu saya sangat senang karena saya bisa mengetahui banyak hal.

Beberapa saat kemudian pesawat akhirnya akan take-off, pada saat itu nenek saya menangis sebab harus ditinggalkan oleh om saya, acara perpisahan itu selesai dan akhirnya pesawat pun take-off. Saya dan keluarga pun pulang, saat perjalanan keluar saya bertanya kepada adik apakah ia mau naik pesawat juga? Ternyata adik saya tidak mau naik pesawat, karena adik saya pernah melihat berita tentang pesawat jatuh, maka dari itu ia takut jika harus naik pesawat. Berbeda dengan adik, saya sangat ingin sekali menaiki pesawat. Saya membayangkan sepertinya naik pesawat itu sangat asyik, bisa terbang seperti burung, dapat juga menikmati pemandangan dari atas, pokoknya seru deh. Saat sedang berbincang sambil keluar saya melihat adanya supermarket di bandara, saat itu saya meminta agar berhenti terlebih dahulu dan untuk membeli sesuatu di supermarket tersebut, saat itu saya membeli es krim karena cuaca sangat panas. Setelah berbelanja sebentar saya dan keluarga meneruskan perjalanan ke parkiran mobil untuk pulang. Saat perjalanan pulang ini sangat-sangat macet, maka dari itu membuat waktu lebih lama lagi untuk sampai di rumah kembali.

Di perjalanan pulang banyak sekali mobil-mobil dan motor-motor yang melintas, suasana di mobil pun menjadi sangat panas. Baru berjalan sebentar tiba-tiba berhenti lagi, disebabkan macetnya lalulintas saat itu. Pada saat perjalanan pulang itu bibi saya ditelepon oleh om saya, untuk mengabarkan bahwa om saya sudah sampai di Makassar, Sulawesi Selatan, padahal yang mengantarkannya saja belum sampai rumah. Saat melirik jam ternyata saat itu sudah menunjukkan pukul 16.30 sore. Ternyata perjalanan saat itu memang sangat macet, om saya saja sudah sampai di Makassar tetapi saya dan keluarga masih terjebak macet. Beberapa saat kemudian sampailah saya dan keluarga di Magelang tepatnya di Mall Artos saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17.45 sebentar lagi memasuki waktu magrib.

Ini juga menjadi salah satu pengalaman pertama saya memasuki Mall Artos. Di sana paman saya memarkirkan mobilnya dan saya beserta keluarga pun masuk kedalam Artos. Di sana saya dan sepupu saya langsung menuju ke tempat bermain atau timezone di sana terdapat berbagai macam jenis permainan, saya mencoba bermain capit boneka dan ternyata saya berhasil mendapatkan salah satu bonekanya, saya sangat senang sekali karena berhasil di sekali percobaan saja. Setelah itu ibu saya mengajak saya untuk berkeliling toko-toko untuk membeli sesuatu bila mungkin ada yang mau di beli, akan tetapi barang-barang disana sangat mahal-mahal jadi saya dan ibu saya tidak membeli apa pun. Setelah puas bermain sampai kira-kira pukul 19.30 saya dan keluarga keluar menuju tempat parkir untuk pulang. Mengingat belum makan malam saya dan keluarga menepikan mobil ke tempat makan yang ada di pinggir jalan, pada saat itu kami memesan bakso dan juga es jeruk untuk makan malam saat itu. Setelah selesai makan kami pun meneruskan perjalanan pulang, sesampainya di rumah jam sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.

Jadi itulah pengalaman saya, dari sini saya tahu seberapa penting orang tua dapat meluangkan waktu untuk anaknya dan mengajak jalan-jalan anak-anak agar dapat mengetahui banyak hal. Sekarang saya sudah tahu bagaimana bandara dan mall itu, yang belum hanya menaiki pesawatnya, semoga lain waktu saya juga bisa naik pesawat untuk pergi ke suatu tempat.