Artikula Sahabat Kita!


Oleh : Lina Alin Sari

Artikula Sahabat Kita!

Halo sobat pintar! Bagaimana nih kabar kalian? Semoga selalu sehat ya. Ngomong-ngomong kalian tahu gak sih apa itu artikula? Pasti sudah penasaran kan? Alwi, dkk (2003 : 304) berpendapat bahwa artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Menurut Prihantini (2015 : 50) menjelaskan bahwa kata yang berfungsi sebagai penentu disebut kata sandang atau artikula.

Artikula terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu 1) artikula yang bersifat gelar, 2) artikula yang mengacu ke makna kelompok dan 3) artikula yang menominalkan.

Artikula yang bersifat gelar biasanya berkaitan pada orang atau hal yang bermartabat.

Ada beberapa jenis artikula yang bersifat gelar, yaitu a) sang, kata sang biasanya digunakan untuk panggilan manusia, benda mati atau makhluk hidup lainnya yang bertujuan untuk meninggikan martabat, namun kadang digunakan untuk menyindir atau gurauan. Contohnya: Sang Pangeran telah kembali dari kerajaan Astinapura. b) Sri, kata sri digunakan untuk nama manusia yang derajatnya lebih tinggi dalam keagamaan atau wilayah kekerajaan. Contohnya: Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggalkan keraton untuk melihat rakyatnya. c) Hang, kata hang digunakan untuk panggilan seorang laki-laki yang dihormati dan biasanya ditemui pada nama tokoh di dalam sastra lama. contoh: keberanian Hang Jebat dalam membela kaum melayu akan diingat sampai mati. d) Dang, kata dang digunakan untuk panggilan seorang wanita yang dihormati dan biasanya ditemui pada nama tokoh di dalam sastra lama. contoh: Dang Shinta dilamar oleh Hang Jebat.

Selanjutnya, artikula yang mengacu ke makna kelompok atau makna kolektif yaitu para. Hal ini karena artikula tersebut menunjukkan makna ketidaktunggalan, maka nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Maka, ketika menyatakan kelompok dokter sebagai kesatuan yang digunakan adalah para dokter bukan para dokter-dokter.

Kata para menunjukan makna kelompok manusia yang memiliki kesamaan sifat dalam hal tertentu, khusunya yang berhubungan dengan kedudukan atau pekerjaan. Maka, kita dapat menemui bentuk seperti para dokter, para petani, para guru dan para ilmuwan. Namun, bentuk seperti para anak, para orang tidak ditemui dalam bahasa kita. Selain itu ada pula kata lain yaitu kaum dan umat. Kata kaum dan umat juga menegaskan tentang makna kelompok namun kedua kata itu termasuk nomina, bukan artikula. Maka dari itu kita dapat menemukan klausa seperti kita adalah umat atau kaum yang beragama.

Terakhir, artikula yang menominalkan. Artikula ini menjelaskan tentang gelar, kelompok dan artikula yang menominalkan.

Contoh dari artikula ini adalah si. Artikula si dapat menominalkan mengacu ke makna tunggal dan umum, hal ini tergantung dengan konteks kalimatnya dahulu. Frasa si dalam kalimat “tak sampai hatiku melihat si miskin mengambil makanan dari tumpukan sampah” itu merujuk pada satu orang yang miskin. Namun dalam kalimat “masa krisis ini si miskinlah yang selalu manderita” itu merujuk pada pengertian umum, yaitu kaum miskin di dunia ini.

Artikula si juga dipakai untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari adjektiva atau verba serta dalam bahasa yang tidak formal untuk mengiringi pronomina dia.

Contoh kalimat dengan menggunakan artikula si antara lain 1) Si Joko akan meminang si Juminten besok pagi. 2) Mengapa si dia tidak datang ke rumahku? 3) Si terdakwa dijatuhi hukuman penjara 5 tahun. Artikula si juga dapat menyatakan perasaan negatif pembicara mengenai orang yang dimaksud oleh pembicara. Contoh kalimat yang menunjukkan atikula si yang menyatakan perasaan negatif yaitu “ini gara-gara si Paijo”, pada kalimat tersebut menunjukkan rasa tidak suka terhadap Paijo.

Adapun ikhtisar pemakaian artikula si antara lain : 1) kata si terletak di depan nama yang menyatakan ragam akrab atau kurang hormat, contohnya: si budi, si bambang, si ani. 2) kata si terletak di depan kata memiliki arti mengkhususkan orang yang melakukan sesuatu atau terkena sesuatu, contohnya: si pembaca, si pengirim, si terdakwa. 3) kata si terletak di depan nomina digunakan sebagai panggilan, timangan atau ejekan yang memiliki sifat mirip sesuatu, contohnya: si belang, si kumis, si botak. 4) dalam bentuk verba yang menunjukkan dirinya bersifat tertentu, contohnya: bersikeras, bersikukuh, bersitegang, bersilengah. 5) dalam bentuk nama tumbuhan atau hewan, contohnya: siamang, simalakama, sibusuk, sigasir dll.

Jenis artikula yang menominalkan juga dapat dimasukkan kata yang. Kata yang berfungsi ganda dalam sintaksis dan kata ini membentuk frasa nominal dari verba, adjektiva dan kelas kata lain yang bersifat definit. Sifat yang sama akan muncul jika yang mengantarai nomina dengan pewatasnya. Di samping itu, kata yang menjadi pengantar klausa relatif, contohnya: yang terhormat, yang berkepentingan, yang pertama, yang laki-laki, yang kaya, yang panjang, yang ini, yang itu dll. Adapula contoh yang lain: a) Pak Jumadi bekerja di perusahaan swasta. b) Pak Jumadi bekerja di perusahaan yang swasta. Frasa perusahaan swasta pada kalimat (a) memiliki sifat tak definit, sedangkan perusahaan yang swasta pada kalimat (b) memiliki sifat definit.

Yeay, sobat pintar telah membaca tuntas mengenai artikula nih, mantap! Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah pengetahuan sobat pintar mengenai artikula. Aamiin. Sampai jumpa lagi! Byeeee! :wave:

Referensi :
Alwi, H., & dkk. (2003). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Prihantini, A. (2015). Master Bahasa Indonesia: Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Bentang B First.