Artikula: Istilah yang Tak Banyak Orang Mengerti

PicsArt_03-13-09.40.45
design by: freepik

Mungkin kalian merasa asing dengan istilah artikula, padahal sebenarnya istilah ini sudah kita pelajari ketika kita belajar bahasa Indonesia. Sebagian dari pembaca mungkin masih bertanya-tanya terkait dengan istilah artikula. Pada materi ini kita akan belajar mengenai arikula secara mendalam. Simak penjelasan berikut ini!

Artikula biasa disebut dengan kata sandang. Nah, kalau kata sandang mungkin sudah tidak asing ditelinga kalian, ya. Sebenarnya apa sih pengertian dari kata sandang itu sendiri? Kata sandang termasuk dalam kata tugas. Eits, sebelum melanjutkan penjelasan dari kata sandang, kalian sudah paham belum terkait dengan kata tugas? kita bahas kata tugas dulu ya. (Chaer, 2011: 212) mengemukakan bahwa kata tugas pada dasarnya tidak ada artinya dan hanya memiliki tugas dalam sintaksis. Kata tugas jika dirangkai dengan kata lain dalam frasa atau kalimat akan mempunyai arti atau makna, tetapi jika berdiri sendiri kata tugas tidak mempunyai arti atau makna.

Dari penjelasan diatas, kalian pasti sudah sedikit paham mengenai kata tugas. Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai artikula atau kata sandang. Artikula termasuk dalam kata tugas yang membatasi makna nomina. Artikula dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) artikula yang bersifat gelar, (2) artikula yang mengacu ke makna kelompok, (3) artikula yang menominalkan. Mari kita telaah satu per satu.

Pertama, artikula yang bersifat gelar. (Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono, 2003: 305) menyatakan bahwa artikula yang bersifat gelar pada umumnya bertalian dengan orang atau hal yang dianggap martabat. Jenis-jenis dari artikula yang bersifat gelar adalah sang (untuk manusia atau benda unik untuk meninggikan harkat dan martabat), sri (untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam kerajaan taua keagamaan), hang (untuk laki-laki yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita sastra lama), dan dang (untuk wanita yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita sastra lama).

Kedua, artikula yang mengacu ke makna kelompok. (Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono, 2003: 305) menyatakan bahwa artikula yang mengacu ke makna kelompok merupakan artikula yang mengisyaratkan ketaktunggalan, maka nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jenis artikula yang mengacu ke makna kelompok adalah para (untuk menegaskan makna kelompok yang memiliki kesamaan sifat tertentu terkait dengan pekerjaan atau kedudukan), kaum (untuk mengkhususkan kelompok yang berideologi sama), dan umat (untuk mengkhususkan kelompok yang memiliki latar belakang agama yang sama).

Ketiga, artikula yang menominalkan. Si dan yang termasuk dalam jenis artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat mengacu kemakna tunggal atau generik, bergantung pada konteks kalimatnya (Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono, 2003: 306). Artikula si digunakan untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari ajektiva atau verba, dalam bahasa yang tidak formal untuk mengiringi pronomina dia, dan untuk menunjukkan perasaan negatif pembicara mengenai orang yang dirujuknya. Selanjutnya yang termasuk dalam artikula yang menominalkan adalah kata yang. (Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono, 2003: 306) menyatakan bahwa kata yang berfungsi ganda dalam sintaksis. Sebagai artikula, kata yang membentuk frasa nominal dari verba, adjektiva, atau kelas kata lain, yang bersifat takrif atau definit. Sifat yang sama akan muncul jika yang mengantarai nomina dengan pewatasnya. Disamping itu, kata yang menjadi pengantar klausa relatif.

Referensi:

Alwi, H., Darmowidjojo, S., Lapoliwa, H., & M.Moeliono, A. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (3 ed.). Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.

Chaer, A. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.