Masuk universitas adalah sebuah langkah besar dalam hidup, dan bagi saya, pengalaman ini datang dengan cara yang tidak terduga. Sejak kecil, saya selalu membayangkan diri saya menjadi seorang seniman. Saya menghabiskan waktu berjam-jam menggambar dan melukis, meyakini bahwa saya akan menghabiskan hidup saya di dunia seni. Namun, rencana itu mulai goyah ketika saya memasuki tahun terakhir sekolah menengah.
Saat itu, saya berada dalam dilema. Semua teman-teman saya mulai merencanakan masa depan mereka, memilih universitas dan jurusan. Sementara saya masih terjebak dalam kebingungan, berpikir bahwa dunia psikologi adalah satu-satunya jalan untuk saya. Namun, tekanan dari orang tua dan harapan keluarga mulai mempengaruhi saya. Mereka ingin saya memilih jurusan yang lebih berpeluang untuk saya, seperti ilmu bisnis.
Suatu hari, setelah diskusi panjang dengan orang tua, mereka mendorong saya untuk mencoba masuk ke universitas dengan jurusan yang lebih konvensional. Dengan sedikit rasa enggan, saya akhirnya mendaftar ke jurusan manajemen bisnis di sebuah universitas yang tidak jauh dari rumah. Saya merasa seolah-olah saya mengambil jalan yang salah, tetapi entah mengapa, saya tetap melanjutkan proses pendaftaran.
Hari pengumuman hasil seleksi pun tiba. Jantungku berdebar ketika melihat daftar nama yang diterima. Dan dengan rasa campur aduk, saya menemukan nama saya tercantum di dalamnya. Keberhasilan ini seharusnya membawa kebahagiaan, tetapi saya justru merasa bingung dan cemas. Apakah saya benar-benar ingin melanjutkan ke jurusan ini?.
Ketika saya mulai berkuliah di kelas saya mendengarkan dosen menjelaskan teori-teori bisnis yang terdengar sangat berbeda dari dunia yang saya impikan. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menemukan sisi positif dari pengalaman baru ini. Saya berkenalan dengan teman-teman dari berbagai latar belakang yang memberikan perspektif baru tentang kehidupan. Diskusi-diskusi di kelas membuka wawasan saya tentang dunia yang lebih luas.
Satu hal yang membuat saya terkejut adalah bagaimana mata beberapa kuliah ternyata menarik perhatian saya. Mata kuliah pemasaran, misalnya, memberikan kesempatan untuk berkreasi dalam konteks yang berbeda. Saya mulai berpikir bahwa mungkin, perikologi dan bisnis tidaklah bisa diperbandingkan, melainkan dapat saling melengkapi. Dari situ, saya mulai mengembangkan proyek-proyek kecil yang menggabungkan kedua minat saya.
Saya juga terlibat dalam organisasi kemahasiswaan, di mana saya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan manajemen. Tugas-tugas yang awalnya terasa berat, mulai saya nikmati. Saya belajar bagaimana bekerja dalam tim, mengelola anggaran, dan merencanakan acara. Semua ini memberi saya kepercayaan diri yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Setelah beberapa waktu saya lalui, saya menyadari bahwa meskipun jalan ini bukanlah rencana awal saya, saya menemukan banyak hal berharga di dalamnya. Saya mulai menikmati proses belajar dan merasakan perubahan dalam cara memandang saya terhadap dunia. Ternyata, hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, namun terkadang, jalur yang tidak terduga dapat membawa kita ke tempat yang lebih baik.
Ketika tiba saatnya untuk memilih jalur karier, saya tidak merasa terjebak. Saya ingin menggabungkan kecintaan saya terhadap ilmu yang saya dapatkan di dunia bisnis. Kini, saya memiliki impian baru yaitu menjadi seorang wirausaha di bidang kreatif. Mungkin perjalanan saya tidak sesuai dengan rencana awal, tetapi pengalaman ini membentuk saya menjadi individu yang lebih utuh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan segala tantangan yang saya lewati, saya bersyukur karena hidup telah membawa saya ke universitas ini, meskipun itu bukan yang pernah saya bayangkan. Kadang-kadang, rencana hidup yang tidak terduga menjadi bagian terbaik dari perjalanan kita.
Setiap tetes keringat dan usaha yang kita curahkan dalam kuliah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk yang kita cintai. Dengan semangat dan tekad, kita tidak hanya mengejar impian pribadi, tetapi juga mengubah masa depan keluarga. Mari terus melangkah, karena setiap langkah kita adalah sebuah harapan dan dibalik setiap keberhasilan yang diraih, ada cinta dan pengorbanan orang tua yang tak ternilai. Semangat kuliah ini adalah wujud rasa terima kasihku kepada mereka. Dengan setiap pencapaian, aku berjanji untuk membawa kebanggaan dan kebahagiaan bagi keluarga, membuktikan bahwa semua usaha dan doa mereka tidak sia-sia. Mari kita terus berjuang, karena di setiap langkah ini, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.