Antara Kuliah dan Bekerja

Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Muhammad Danang mahasiswa FKIP PPKn semester 1 Universitas Sebelas Maret. Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan salah satu kampus negeri favorit yang ada di Surakarta dan menjadi incaran banyak calon mahasiswa baru di seluruh indonesia. Pada tulisan ini saya ingin menceritakan sedikit pengalaman saya sebelum memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan di Universitas Sebelas Maret.

Awal cerita pada tahun 2020, Pada saat itu saya masih duduk di bangku kelas 11 SMA berita. mengejutkan datang yaitu pemerintah mengumumkan kasus pertama virus covid-19 di Indonesia. Karena adanya virus ini membuat seluruh kegiatan belajar mengajar diliburkan selama dua pekan. Namun, karena kasus yang tak kunjung mereda dan malah bertambah setiap harinya membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring kurang efektif dan membuat saya menjadi malas belajar selama pembelajaran daring.

Pandemi covid-19 yang tak kunjung usai ini membuat banyak orang mengalami kesulitan ekonomi. Hal ini juga dialami oleh keluarga saya, dan inilah yang membuat saya menjadi bimbang untuk melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi atau mungkin langsung bekerja. Kemudian, di sela-sela pembelajaran daring yang menurut saya kurang efektif ini membuat saya berpikir untuk mencari pekerjaan sampingan dan menjadi lebih produktif. Waktu itu, saya mendapat pekerjaan di warung makan dan saya bekerja pada jam malam. Jadi saat pagi sampai siang saya dapat mengikuti pembelajaran daring dan sore hingga malam saya dapat bekerja.

saya mendapat banyak sekali pengalaman saat bekerja di warung makan, baik pengalaman dalam hal dapur seperti memasak maupun pengalaman hidup tentang bagaimana perjuangan seseorang demi mendapatkan sesuap nasi setiap harinya. Sebelum saya mulai bekerja dan mendapatkan uang saya sendiri, saya sangat ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun, setelah berhasil menghasilkan uang sendiri saya merasa tidak perlu melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena sudah dapat menghasilkan uang. Akan tetapi, sejak SMP saya sudah mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Waktu berlalu dan saya sudah bekerja hampir satu tahun dan pada saat saya kelas 3 SMA, saya mendapat pemberitahuan bahwa saya termasuk siswa eligible yang berhak mendaftarkan diri di jalur SNMPTN. Hal ini yang membuat saya kembali bertekad untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Namun, nasib berkata lain, bahwa saya dinyatakan tidak lolos seleksi jalur SNMPTN 2021.

Setelah gagal pada jalur SNMPTN, saya tidak menyerah dan putus semangat. Kemudian saya mendaftar melalui jalur SBMPTN. Saya mendaftar SBMPTN di hari-hari terakhir pendaftaran, akibatnya saya tidak mendapat kursi tes di UNS dimana teman-teman yang lain mendapat tempat di UNS dan hanya saya yang mendapat kursi tes di ISI Surakarta. Namun saya tidak berkecil hati karena pada dasarnya itu hanyalah tempat untuk tes dan bukan menjadi tolak ukur apakah saya akan diterima di UNS atau tidak.

Tanggal 14 April 2021, hari dimana saya menghadapi soal-soal tes UTBK SBMPTN. Malam hari sebelum mengikuti tes tersebut saya masih bekerja di tempat saya bekerja. Karena waktu itu sudah memasuki bulan Ramadhan dan jam kerja malam warung mengalami kemunduran, maka saya bekerja hingga waktu sahur tiba. saya menyempatkan tidur di sela waktu sebelum tes UTBK karena saya mendapat jatah sesi siang yakni jam 12.30. Saya tidak belajar banyak tentang soal-soal tes UTBK dengan hanya mengandalkan pengetahuan yang saya miliki dan berharap pada keberuntungan bahwa saya bisa lolos lewat jalur UTBK SBMPTN ini.

Terdapat dua tipe soal tes yaitu TPS dan TKA. Pada soal tes TPS, saya tidak mengalami banyak kesulitan karena banyak soal yang bersifat umum untuk diketahui. Tetapi, saya sedikit tersenyum heran melihat soal tes TKA karena cukup banyak materi yang tidak saya pahami. Meskipun begitu, saya tetap optimis dengan jawaban yang saya berikan dan tidak lupa berdoa pada saat memilih jawaban. Setelah beberapa jam mengerjakan soal-soal tes tersebut, akhirnya sesi ujian pun berakhir dan tidak lupa mengucap syukur karena semua soal ujian berhasil saya jawab. Setelah itu, saya langsung pulang kerumah karena waktu sudah sore dan dalam keadaan hujan deras.

Hari-hari berlalu, akhirnya tiba waktu pengumuman hasil tes SBMPTN. Jantung saya berdegup kencang sangat takut akan hasil yang saya peroleh. Sebelum membuka hasil pengumuman saya sempatkan untuk berdoa memohon hasil yang terbaik. Kemudian saya mulai memasukkan identitas untuk mengetahui apakah saya lolos atau tidak. Dan… yaa! Akhirnya saya mendapat ucapan selamat dari LTMPT dan dinyatakan lolos seleksi SBMPTN. Rasa syukur , bahagia dan tangisan haru adalah perasaan campur aduk yang saya alami waktu itu. Segera saya memberi tahu orang tua, dan tentu mereka ikut bahagia mendengar kabar ini. Pada akhirnya saya sangat bersyukur dan senang karena dapat menjadi bagian dari Universitas Sebelas Maret.

Jadi seperti itu teman-teman sedikit kisah perjalananku sebelum akhirnya memutuskan melanjutkan Pendidikan di bangku perkuliahan. Semoga temen-temen bisa mendapat hal baik dari apa yang telah saya sampaikan pada kesempatan ini. Terima kasih karena sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Sekian dari saya, tetap semangat dan jangan menyerah.