Analisis Komponen Makna

ppt 2

Dalam kajian semantik, setiap kata memiliki makna yang berbeda dengan kata lain. Untuk menemukan kandungan makna kata atau komposisi makna kata kita dapat melakukan analisis komponen makna. Prosedur menemukan kompo sisi makna kata dapat disebut pula dengan istilah dekomposisi kata.

Untuk menemukan komposisi unsur-unsur kandungan makna, dapat dilakukan beberapa langkah, yakni memilih seperangkat kata yang diperkirakan memiliki hubungan. Kita dapat mengambil contoh seperangkat kata yang berhubungan dengan memukul.

Bahasa Indonesia memiliki sejumlah kata yang memiliki makna generik “memukul”, seperti memalu, mengetuk, meninju, menempa, dsb. Kata-kata tersebut memiliki komponen makna yang berbeda. Perbedaan maknanya berkaitan dengan bahan yang digunakan untuk memukul (dengan palu, jari, dan tangan). Selain itu, sasaran yang dituju untuk memukul berupa perkakas, dinding, pintu, pisau, golok, keris). Bila palu disingkat P, jari disingkat J, Tangan disingkat T, Perkakas disingkat PK, dinding disingkat D, Pintu disingkat PT, pisau, golok atau keris disingkat PGK.

Dari penjelasan di atas dapat disusun definisi sederhana masing-masing kata komponen makna generik ‘memukul. Memalu adalah Memukul dengan palu. mengetuk adalah memukul sesuatu dengan buku jari, martil, dan sebagainya. meninju adalah memukul dengan tinju. Menempa adalah memukul-mukul (besi dan sebagainya) untuk dibuat perkakas.

Adanya analisis komponen semantik dapat memberi jawaban mengapa suatu kalimat dapat dikatakan benar, tidak benar, dan bersifat anomali (menyimpang). Misalnya, kalimat yang kebenarannya berlaku di mana-mana adalah ayah sedang memalu dengan palu. Kalimat yang bertentangan atau berkontradiksi adalah ayah sedang memalu dengan tangan. Kalimat yang bersifat anomali(menyimpang) adalah ayah saya palu. Selain itu, analisis komponen makna dapat memprediksi hubungan antar makna. Hubungan antar makna dibedakan menjadi lima tipe, yakni: kesinoniman, keantoniman kontradiktoris, keantoniman kontrer, keberbalikan, dan kehiponiman.

Analisis komponen semantik ternyata memiliki keterbatasan. Analisis komponen tidak dapat diterapkan pada semua kata karena komponen/komposisi semantik kata berubah-ubah, bervariasi, bertumpang tindih baik pada kata-kata intrabahasa maupun antarbahasa. Selain itu, analisis komponen bahasa lebih banyak dilakukan pada kelas kata nomen. Sedangkan belum banyak dilakukan pada kelas kata verbum dan adjektif.